Kebanyakan pendapat teman-teman mengatakan globalisasi dapat mempengaruhi proses penyebaran kearifan lokal ke seluruh Indonesia, karena proses penyebaran kearifan lokal di Indonesia. Di satu sisi, globalisasi membawa banyak manfaat bagi masyarakat, seperti kemajuan teknologi, peningkatan pertukaran budaya, dan memudahkan akses informasi.
Globalisasi membawa perubahan dalam komunikasi, teknologi, transportasi, dan interaksi antarbudaya, sehingga memungkinkan penyebaran ide, nilai, dan budaya dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat. Secara keseluruhan globalisasi memiliki dampak yang bervariasi pada kearifan lokal di Indonesia.
Penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk terus mengembangkan dan melestarikan kearifan lokal agar terjaga dan berkembang dalam era globalisasi. Proses integrasi dan interaksi bertahap di antara entitas, individu, dan negara yang berbeda di seluruh dunia apalagi di zaman sekarang yg sudah berkembang.
Lalu bagaimana tentang bentuk kearifan lokal tidak berwujud? Ada yang beropini kearifan lokal tidak berwujud adalah bentuk kearifan lokal yang tidak dapat dikenali dengan mudah atau tampak dengan indera. Bentuk kearifan lokal tidak berwujud ini biasanya berupa petuah yang berisi nilai-nilai tradisional yang disampaikan secara verbal dan diwariskan secara turun-temurun.
Kearifan lokal tidak berwujud juga merujuk pada pengetahuan, nilai, dan praktik yang melekat dalam suatu budaya atau masyarakat, namun tidak tersurat dalam bentuk fisik atau materi. Ini melibatkan aspek-aspek seperti tradisi lisan, cerita rakyat, dongeng, mitos, lagu-lagu, tarian, seni rupa, dan ritual spiritual. Kearifan lokal yang tidak nampak secara fisik, namun melekat pada pola pikir masyarakat.
Cara menjaga keseimbangan antara menghargai keanekaragaman budaya global dan melestarikan warisan budaya lokal bisa dengan memiliki sikap toleransi, ikut maupun mengajak serta masyarakat untuk menjaga dan melestarikan keragaman budaya, meningkatkan kesadaran sosial, perkembangan kearifan lokal. Tidak menjelekkan budaya lain, dan sering mengadakan kegiatan” tentang budaya sendiri.
Tidak pernah menghilangkan atau menggantikan warisan budaya, selalu mengajarkan kepada pewaris-pewarisnya sehingga budaya tersebut tidak mati, menjaga budaya lokal bukan berarti menolak budaya global, menghargai budaya global bukan berarti meninggalkan budaya lokal. Meningkatkan kesadaran tentang dampak globalisasi dan mendorong kolaborasi antar-budaya yang adil.
Mengembangkan kearifan lokal: Masyarakat dapat terus mengembangkan kearifan lokal dan memperkenalkannya ke masyarakat global Dengan demikian, masyarakat dapat menciptakan harmoni antara identitas budaya lokal dan perkembangan zaman yang modern.
Perlu adanya upaya pelestarian kebudayaan lokal di Indonesia agar tidak hilang dan tergerus oleh arus globalisasi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melestarikan nilai-nilai budaya lama, mengembangkan kearifan lokal, dan memperkaya budaya lokal dengan budaya lain yang masuk ke Indonesia. Dan ada beberapa hal yang harus kita terapkan sesuai bidangnya, seperti:
- Pendidikan dan Kesadaran: Mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang pentingnya keanekaragaman budaya global dan lokal. Memahami nilai dan pentingnya melestarikan warisan budaya lokal sambil menghargai dan mempelajari budaya global secara terbuka.
- Partisipasi Komunitas: Terlibat aktif dalam komunitas lokal dan mendukung kegiatan yang mempromosikan warisan budaya lokal. Ini bisa meliputi festival budaya, pertunjukan seni, lokakarya tradisional, atau kegiatan lain yang memelihara dan memperkuat identitas budaya lokal.
- Pelestarian dan Pengembangan: Mendukung upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal melalui dukungan finansial, partisipasi dalam program restorasi, dokumentasi, atau proyek-proyek yang berfokus pada penelitian dan pelestarian kearifan lokal.
- Penggunaan Teknologi: Menggunakan teknologi modern untuk mempromosikan dan memperluas pemahaman tentang kearifan lokal. Misalnya, membuat situs web atau konten digital untuk membagikan pengetahuan dan praktik kearifan lokal kepada masyarakat luas.
- Dialog Antarbudaya: Mendorong dialog dan pertukaran antara budaya lokal dan global. Ini dapat dilakukan melalui pertemuan, diskusi, pertukaran pelajar, atau kolaborasi lintas budaya untuk saling belajar dan menghormati perbedaan.
- Pengembangan Kebijakan: Mendukung kebijakan yang mendukung melestarikan budaya lokal dan mempromosikan keanekaragaman budaya dalam konteks global. Ini dapat melibatkan perlindungan hukum terhadap warisan budaya, subsidi atau dukungan keuangan untuk program kebudayaan lokal, atau integrasi kearifan lokal dalam kurikulum pendidikan.
Dengan menjaga peninggalan/ ajaran-ajaran dari nenek moyang kita adalah salah satu cara supaya kita tetap melestarikan budaya lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasi. Selain itu, cara lainnya yakni masyarakat dapat menghargai keanekaragaman budaya dengan cara mempelajari budaya lain dan memperluas pemahaman tentang keberagaman budaya.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti festival budaya, pameran seni, dan pertunjukan tradisional. Mempelajari budaya lokal, mengikuti kegiatan budaya, memperkenalkan budaya ke internasional. Bangga terhadap seluruh warisan budaya dan selalu ingin untuk mempelajarinya.
Memahami budaya sendiri. Setiap orang tentu memiliki daerah asal masing-masing tetapi tetap mengenalkan budaya pada orang lain, mengenalkan budaya Indonesia ke negara lain, tidak terpengaruh budaya asing.
Ada juga cara-cara yang lebih spesifik untuk diterapkan dalam melestarikan budaya lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasi.
Kesadaran dan Pendidikan: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya lokal. Melakukan pendidikan dan kampanye yang memberikan pemahaman tentang warisan budaya lokal, nilai-nilai, tradisi, dan praktik yang unik.
- Partisipasi Komunitas: Terlibat aktif dalam komunitas lokal dan mendukung kegiatan yang mempromosikan budaya lokal. Menghadiri festival budaya, pertunjukan seni, lokakarya tradisional, dan mendukung pembuatan produk lokal.
- Pemeliharaan dan Restorasi: Melakukan pemeliharaan dan restorasi terhadap tempat-tempat bersejarah, bangunan tradisional, atau objek budaya lainnya. Ini membantu mempertahankan jejak budaya yang telah ada sejak lama.
- Pelestarian Pengetahuan dan Keterampilan: Mendorong transfer pengetahuan dan keterampilan tradisional kepada generasi muda. Mengajarkan seni, kerajinan, musik, tarian, bahasa, dan praktik tradisional kepada mereka melalui pelatihan, program pendidikan, atau magang.
- Kolaborasi dan Jaringan: Membangun jaringan dan kolaborasi dengan organisasi lokal, lembaga kebudayaan, dan pakar budaya untuk memperkuat upaya pelestarian budaya lokal. Ini dapat melibatkan pertukaran pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman dalam melestarikan dan mempromosikan kearifan lokal.
- Penggunaan Media dan Teknologi: Memanfaatkan media sosial, platform digital, dan teknologi informasi untuk mempromosikan budaya lokal. Membuat konten edukatif, video, blog, atau situs web yang menggambarkan dan membagikan kearifan lokal kepada khalayak yang lebih luas.
- Kebijakan Perlindungan Budaya: Mendorong pembuatan kebijakan yang mendukung pelestarian budaya lokal. Ini termasuk upaya perlindungan hukum terhadap warisan budaya, pengembangan program subsidi atau dukungan keuangan untuk proyek budaya lokal, dan integrasi kearifan lokal dalam kurikulum pendidikan.
Pengaruh positif dari globalisasi terhadap kearifan lokal atau budaya lokal yakni:
- mampu mengenal budaya luar;
- kemajuan teknologi, peningkatan pertukaran budaya, dan memudahkan akses informasi;
- masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap budaya lain dan dapat memperkaya budaya lokal;
- pluralisme manusia dan pengayaan budaya lokal;
- lebih menerima perubahan;
- lebih open minded terhadap perubahan;
- banyak orang yang lebih bisa mengeluarkan kreativitas;
- budaya lokal akan mudah dikenal berbagai negara;
- lebih dikenal orng banyak bahkan orang luar negeri;
- teknologi maju.
Ada juga dampak positif di beberapa bidang, yakni:
- Pertukaran Budaya: Globalisasi memungkinkan pertukaran budaya antara komunitas lokal dan global. Hal ini dapat memperkaya budaya lokal dengan pengaruh baru, perspektif yang berbeda, dan pemahaman yang lebih luas tentang dunia.
- Akses ke Informasi dan Teknologi: Globalisasi membawa akses yang lebih mudah terhadap informasi dan teknologi. Masyarakat lokal dapat menggunakan teknologi ini untuk mempromosikan dan memperluas pemahaman tentang kearifan lokal mereka kepada masyarakat yang lebih luas.
- Peluang Ekonomi: Globalisasi dapat membuka peluang ekonomi baru bagi komunitas lokal. Melalui perdagangan internasional, pariwisata, atau kerjasama bisnis, budaya lokal dapat menjadi sumber pendapatan dan pengembangan ekonomi lokal.
Pengaruh negatif dari globalisasi terhadap kearifan lokal atau budaya lokal yakni:
- budaya lokal tidak dilestarikan;
- hilangnya bahasa dan adat istiadat yang sudah diwariskan oleh leluhur;
- budaya lokal pudar;
- mulai terkikisnya kearifan;
- budaya lokal menjadi terpinggirkan dan luntur;
- banyak juga orang yang sudah tidak lagi mengkonsumsi kearifan atau budaya lokal;
- budaya lokal akan dianggap aneh dan kuno, sehingga tidak banyak yang ingin mempelajarinya lagi;
- melegalkan hal yang tidak dilegalkan di budaya lokal;
- bisa tergerusnya budaya lokal dan lunturnya nilai nilai kearifan lokal;
- arus globalisasi yang sangat pesat dapat menggerus nilai-nilai budaya asli.
Ada juga dampak negatif di beberapa bidang, yakni:
- Homogenisasi Budaya: Pengaruh budaya global dapat menyebabkan homogenisasi budaya, di mana budaya lokal kehilangan keunikan dan ciri khasnya. Budaya lokal dapat tergeser atau direduksi menjadi bentuk-bentuk yang seragam dengan dominasi budaya global yang lebih dominan.
- Erosi Nilai dan Tradisi Lokal: Globalisasi dapat menyebabkan erosi nilai-nilai dan tradisi lokal yang lebih tradisional. Generasi muda mungkin lebih tertarik dan terpengaruh oleh budaya global, yang dapat mengarah pada pengabaian atau pergeseran praktik-praktik lokal yang lebih kuno.
- Komodifikasi Budaya: Dalam upaya memenuhi permintaan pasar global, budaya lokal dapat dikomersialisasikan dan diubah menjadi produk-produk yang dijual secara massal. Hal ini dapat mengurangi nilai budaya sebagai warisan yang hidup dan berkelanjutan.
Artikel opini di atas kami ambil referensi dari teman-teman dengan menggunakan metode Google Form. Di mana ketika kita menggunakan metode Google Form akan memudahkan akses kita ketika ingin berpendapat dan mendapatkan beberapa bukti nama dan asal mereka. Berikut testi yang kami hasilkan dari metode Google Form.
Penulis:
1. Atika Rokhma
2. Aditya Yudha Pratama
3. M. Alvian Candra
4. Muhammad Daffa Priyantana
5. Muh Khotibul Umam
6. Bambang Adhi Nurbiyanto
Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News