Revenge Bedtime Procrastination (RBP) adalah fenomena ketika seseorang menunda waktu tidurnya untuk refreshing setelah menjalani hari yang sibuk. Fenomena ini semakin marak terjadi di kalangan remaja karena dianggap dapat memberikan kesenangan sesaat setelah menjalani rutinitas harian yang padat.
Berdasarkan survey yang dilakukan kepada 288 siswa di Hayes High School, 91% siswa mengaku sering atau terkadang begadang, meski dalam keadaan lelah. Nyatanya, kebiasaan ini membawa dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental, serta mengurangi kualitas tidur yang dapat menurunkan produktivitas.
Ketika seseorang melakukan Revenge Bedtime Procrastination, ia akan menunda waktu tidurnya dan mengganggu siklus tidur alaminya. Waktu yang seharusnya digunakan untuk mengistirahatkan tubuh digunakan untuk beraktivitas demi mendapat kesenangan setelah menjalani rutinitas yang panjang. Dengan menunda waktu tidur, maka jam tidur yang didapatkan orang tersebut akan berkurang dan mungkin tidak mencukupi kebutuhannya. Dengan demikian, mereka mudah mengantuk ketika beraktivitas sehingga kehilangan konsentrasi. Ketika seseorang melakukan hal ini secara terus-menerus, maka Revenge Bedtime Procrastination dapat menjadi kebiasaan buruk yang terus berulang dan sulit dihentikan.
Revenge Bedtime Procrastination (RBP) tidak hanya memengaruhi jadwal tidur, tetapi juga membawa dampak serius pada kesehatan fisik dan mental. Kebiasaan menunda tidur dapat melemahkan kekebalan tubuh akibat kurangnya waktu tidur. Selain itu, kurang tidur juga berdampak langsung pada fungsi otak. Otak yang lelah tidak dapat bekerja secara optimal, membuat performa kerja menurun, dan berdampak pada kesehatan mental.
Secara umum, jam biologis remaja secara alami memproduksi melatonin di waktu yang lebih malam dari kelompok usia lainnya. Melatonin merupakan hormon yang berfungsi mengatur waktu tidur, tetapi paparan cahaya biru dari perangkat elektronik seperti ponsel dapat menekan pelepasannya. Oleh karena itu, penggunaan perangkat elektronik di malam hari dapat semakin mengganggu siklus tidur dan memperburuk kesehatan, khususnya pada remaja yang secara alami memiliki jam tidur yang lebih malam.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Revenge Bedtime Procrastination dapat mempengaruhi konsentrasi seseorang ketika beraktivitas. Ketika seseorang tidak fokus dalam melakukan aktivitas, maka produktivitas orang tersebut juga menurun karena ia tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan efisien. Kurang tidur juga dapat membuat proses berpikir terganggu sehingga mengurangi kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Hal ini tidak hanya menghambat produktivitas, tetapi juga dapat menciptakan rasa frustasi ketika tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik yang dapat menyebabkan tekanan mental.
Kebiasaan Revenge Bedtime Procrastination perlu dihindari karena memberi dampak buruk bagi kesehatan dan produktivitas. Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi kebiasaan ini adalah dengan meningkatkan pengendalian diri masing-masing individu. Pengendalian diri dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain menentukan skala prioritas yang seimbang antara kewajiban dan kebutuhan, menyusun dan mengikuti jadwal harian yang teratur, serta menetapkan batas waktu untuk aktivitas di malam hari.
Nama Penulis:
- Maria Nicolette Jocelyn Sudirgo
- Marcia Tjandrapurnama
Siswa SMA Santa Ursula Jakarta