Janger Banyuwangi: Eksis di Tengah Kemajuan Zaman

Janger Banyuwangi
Pementasan Kesenian Janger Banyuwangi (Sumber: Efangga, 2024)

Baru saja kita merasakan pergantian dari tahun 2023 ke tahun 2024. Tentu saja pergantian tahun di iringi dengan perkembangan zaman yang semakin maju.

Dalam perkembangan zaman ini banyak kesenian daerah yang sudah mulai tidak diminati oleh generasi sekarang atau bahkan sudah mulai tidak ada. Namun berbeda dengan kesenian Janger Banyuwangi.

Janger Banyuwangi merupakan sebuah seni pertunjukan teater asal Banyuwangi, kesenian ini juga memiliki nama lain yaitu Damarwulan atau Jinggoan. Masyarakat Banyuwangi sudah tidak asing lagi dengan kesenian Janger. Kesenian janger menampilkan beberapa tarian dan lakon cerita.

Kesenian ini bisa dikatakan unik karena dalam pementasannya, Janger menampilkan akulturasi budaya yaitu budaya Bali, Jawa, dan Osing menjadi kolaborasi yang menarik. Tata gerak, musik pengiring (gamelan), dan busana cenderung pada budaya Bali.

Baca Juga: Kerajinan Kesenian Bambu Mengukir Eksistensinya di Era Modern

Lagu-lagu yang dibawakan saat pementasan cenderung menggunakan lagu Banyuwangi yang menggunakan Bahasa Osing. Bahasa yang digunakan menggunakan Bahasa Jawa, namun ada beberapa kelompok kesenian Janger yang menggunakan Bahasa Osing Banyuwangi.

Lakon yang digunakan pada pementasan Janger menggunakan cerita rakyat Jawa atau cerita rakyat Osing. Akulturasi budaya ini tentu saja disebabkan oleh letak geografis wilayah Kabupaten Banyuwangi yang berdekatan dengan Pulau Bali.

Dokumentasi Pementasan Janger Banyuwangi (Sumber: Efangga, 2024)

Masyarakat Banyuwangi sangat antusias sekali dengan kesenian ini. Kesenian Janger dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia.

Tak seperti kebanyakan kesenian daerah lainnya seiring berkembangnya zaman semakin redup, Kesenian Janger Banyuwangi justru semakin berkembang seiring berkembangnya zaman.

Hal ini dibuktikan dengan masih tetap eksis Kesenian Janger di wilayah Banyuwangi. Saat ini terdapat kurang lebih 60 kelompok kesenian Janger di wilayah banyuwangi yang masih aktif melakukan pertunjukan.

Sebagai masyarakat Banyuwangi, tentunya saya merasa bangga dengan kesenian daerah Banyuwangi masih tetap berkembang di tengah pengaruh perkembangan zaman.

Tidak hanya Kesenian Janger Banyuwangi saja, saya juga berharap kesenian daerah lainnya terus berkembang ditengah perkembangan zaman yang semakin modern ini.

Baca Juga: Kesenian yang Menjadi Senjata untuk Menghadapi Globalisasi: Wayang Bambu

Sebagai generasi muda, kita harus tetap melestarikan dan menjaga kebudayaan daerah Indonesia. Itu saja ulasan dari saya mengenai kebudayaan daerah Janger Banyuwangi, sekian terima kasih.

Penulis: Efangga Rama Pramudya
Mahasiswa Film dan Televisi, Institut Seni Indonesia Surakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *