Psikologi Tokoh Zira dalam Novel 172 Days “Aku Ikhlas tapi Aku Rindu”

Novel 172 Days
Novel 172 Days.

A. Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui psikologi tokoh Zira berdasarkan teori psikologi humanistik Abraham Maslow dalam Novel “172 Days” Karya Nadzira Shafa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik kepustakaan dan teknik catat, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan tahapan: identifikasi data, klasifikasi data, analisis data, menguji data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini berdasarkan perspektif psikologi humanistik Abraham Maslow. Dalam cerita, Zira mengalami perkembangan karakter yang signifikan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Awalnya, Zira menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan makan dan minumnya karena sakit yang mengurangi nafsu makannya. Namun, setelah kepergian suaminya, Zira dipaksa untuk menjadi mandiri dan mengurus kebutuhannya sendiri. Dalam proses ini, Zira belajar untuk tidak lagi bergantung pada orang lain dan mengubah dirinya menjadi sosok yang mandiri. Pemenuhan kebutuhan fisiologis, istirahat, rasa aman, cinta dan memiliki, penghargaan, serta aktualisasi diri membantu Zira mengalami transformasi positif. Dengan memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut, Zira dapat memaknai pengalaman hidup dengan sikap yang lebih positif. Penelitian ini menyoroti pentingnya pemenuhan kebutuhan dalam perkembangan seseorang. Zira menjadi contoh bagaimana pemenuhan kebutuhan yang memadai dapat membantu seseorang tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri dan mampu menghadapi hidup dengan lebih baik

B. Pendahuluan

Novel “172 Days” karya Nadzira Shafa kini tengah kerap diperbincangkan di berbagai media sosial. Pasalnya kisah viral yang bermula dari tulisanya yang mengangkat kisah nyata dari kehidupan penulis dan menggambarkan kehidupan sang tokoh utama sangatlah pelik, sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut. Novel “172 Days” karya Nadzira Shafa menceritakan tentang perjalanan cinta penulis sendiri dan mendiang suaminya (amerer azzikra),perjalanan untuk memutuskan menikah diusia yang masih sangat muda, dihadapi dengan berbagai macam problematika kehidupan setelah pernikahan, manisnya sebuah percintaan yang halal hingga kisah cinta yang cukup singkat namun membahagiakan ini pun terpisahkan oleh takdir.

Tulisan dengan judul “172 Days” merupakan sebuah karangan yang sejak saat itu mewakili kondisi Zira. Kejadian yang dialami olehnya menyisakan luka paling mendalam dan membuatnya mengalami guncangan mental. Walaupun Zira sadar akan jurusan Psikolog yang dia tempu tapi nyatanya ia belum bisa untuk mengontrol dirinya, apalagi ia sadar imannya sedang diuji dan butuh orang-orang terdekatnya untuk terus menguatkannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, sangat jarang ditemukan wanita yang memiliki kebribadian yang menarik dan luar biasa seperti zira,selain cantik zira merupakan perempuan yang sangat baik, Sholeha ,dan kuat tapi zira juga cantik dari segi psikis.Tokoh Zira sangat pantas dijadikan sebagai cerminan oleh masyarakat karena memiliki keperibadian dan akhlak yang baik. Sepahit apapun cobaan hidup yang Zira alami, dia tetap tegar menjalaninya demi memenuhi kebutuhan hidupnya, baik dari kebutuhan dasar sampai psikologis yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Hal yang dilakukan oleh Zira sangat cocok jika dikaji dengan teori psikologi humanistik Abraham Maslow, sebuah teori yang menguraikan tentang psikologi seorang yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya .Psikologi humanistik Abraham Maslow berkeyakinan bahwa manusia bergerak untuk memenuhi dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hirarki kebutuhan (Hierarchy Of Needs). Menurut Abraham Maslow manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).

Berdasarkan pemaparan di atas, sangat menarik untuk di analisis psikologi dan ketegaran tokoh utama dalam novel tersebut. Zira memiliki keperibadian yang sangat luar biasa sehingga layak untuk dipublikasikan sebagai sarana inspirasi bagi semua orang untuk bangkit dari segala cobaan hidup. Hal itulah yang menjadi alasan untuk memilih judul Analisis Psikologi Tokoh Zira dalam Novel 172 Days”aku ikhlas tapi aku rindu” karya Nadzira Shafa: kajian humanistik Abraham Maslow.

Sementara itu kajian-kajian tentang psikologi tokoh utama dalam novel yang menggunakan teori psikologi humanistik Abraham Maslow bukanlah hal baru, aspek psikologi tokoh utama novel yang menggunakan teori psikologi tersebut juga pernah dikaji oleh beberapa peneliti lain misalnya, Hardian (2021), Nur (2015), Arista (2016), dan Putri (2020). Penelitian-penelitian tersebut juga mengkaji tokoh utama dalam novel menggunakan teori psikologi Abraham Maslow sebagai landasan teori yang digunakan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas terletak pada objek kajian dan tujuan yang hendak dicapai.

Landasan Teori

1. Sastra

Menurut Ahmadi (2015:1) sastra adalah jendela jiwa. Sastra mempresentasikan manusia dalam berbagai tindakan untuk mencapai hasrat yang diinginkan. Sastra juga dapat memahami kejiwaan dan psikologi orang lain. Karena itu, sastra tidak lepas dari konteks psikologi dan sebaliknya, pasikologi juga tidak lepas dari sastra/ Dalam kaitannya dengan psikologi, Wellek dan Warren (dalam Ahmadi, 2015:2) menyatakan bahwa kajian terhadap sastra dengan menggunakan psikologi dapat di lakukan melalui empat ranah yaitu (1) studi psikologi pengarang sebagai tipe atau pribadi,(2) studi proses kreatif (3) studi tipe dan hukum-hukum psikolgi yang diterapkan pada karya sastra, dan (4) mempelajari dampak sastrapada pembaca atau yang di sebut dengan istilah sikologi pembaca. Diantara keempat kajian tersebut, ranah pertama yang digunakan dalam konteks penelitian ini.

2. Novel

Salah satu jenis karya sastra modern adalah novel. Novel berisikan kejadian atau peristiwa yang disisipkan oleh pengarang dan dihidupkan oleh tokoh-tokoh yang memegang peranan penting dalam cerita. Setiap tokoh memiliki karakteristik yang berbeda. Melalui tokoh-tokoh tersebut pengarang juga menggambarkan peristiwa atau kejadian yang terjadi pada kehidupan manusia. Perbedaan karakter tokoh sangat mempengaruhi terjadinya peristiwa-peristiwa yang menarik di dalam karya sastra. Pengarang selalu menampilkan tokoh yang memiliki karakter, sehingga karya sastra juga menggambarkan kejiwaan.

3. Teori Psikologi Humanistik Abraham Maslow

Maslow berpendapat bahwa manusia sejatinya merupakan makhluk yang baik, sehingga manusia memiliki hak untuk merealisasikan jati dirinya agar mencapai aktualisasi diri. Manusia yang berupaya memenuhi dan mengekspresikan potensi dan bakatnya kerap kali terhambat oleh kondisi masyarakat. Keadaan semacam ini dapat menyebabkan seseorang mengalami problem kejiwaan dan ketimpangan perilaku (Krech dalam Minderop, 2010:48).

Menurut aliran humanistik, manusia sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat, selalu bergerak ke arah pengungkapan potensi yang dimiliki apabila lingkungan memungkinkan. Humanistik merupakan suatu gerakan yang berakar pada eksistensialisme (setiap individu memiliki kekuatan untuk memilih tindakan menentukan sendiri nasib/wujud keberadaan serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya).

C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Aminudin (dalam Rahman dan Purwanto, 2020), penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif dalam artian data yang dianalisis dan hasil yang dianalisisnya berbentuk deskripsi, tidak berupa angkaangka atau koefisien tentang hubungan yang variabel. Pemilihan jenis penelitian kualitatif deskriptif ini disesuaikan dengan permasalahan yang dibahas dan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah teknik kepustakaan dan teknik catat. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Lestiawan dan Johan, 2018) metode atau teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Keakuratan perolehan data bergantung sepenuhnya pada peneliti.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan teknik kepustakaan (Library Research) dan teknik catat. Teknik catat adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara membaca, mencatat, dan memahami teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diperlukan dengan cara mengutip dan tidak langsung dengan membuat refleksinya, kemudian merangkai teori yang dicatat sehingga menjadi sebuah perangkat yang harmonis dan sebagai landasan teori yang berfungsi sebagai landasan dalam menganalisis data (Subroto dalam Nurhandayani, 2019).Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi data yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam novel “172 Days” karya Nadzira Shafa. (2) Mengklasifikasi data berdasarkan rumusan masalah psikologi tokoh Zira berdasarkan kebutuhan yang dipenuhi dan tidak dipenuhi. (3) Menganalisis data yang telah dikelompokan berdasarkan rumusan masalah tentang data berupa kutipan berbentuk kalimat dalam novel yang berkaitan dengan kebutuhan yang terpenuhi dan tidak terpenuhi. Data kutipan tersebut diklasifikasikan menggunakan teori psikologi humanistik Abraham Maslow berdasarkan lima hirarki kebutuhan manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dimiliki dan dicintai, kebutuhan memiliki an dicintai.

Proses analisis data tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara tokoh utama memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tadinya tidak terpenuhi menjadi terpenuhi. Sebagai contoh pengolahan data yaitu saat kondisi yang dialami tokoh utama dalam novel “172 Days” saat ditinggalkan oleh orang yang dicintainya, ia sempat mengalami depresi sampai tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Hal tersebut menandakan bahwa kebutuhan fisiologisnya tidak dapat terpenuhi, kemudian dalam proses untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tersebut, tokoh utama dibantu oleh orang terdekatnya pergi ke psikiater agar menemukan solusi supaya tokoh utama bisa tidur dengan tenang dan mengembalikan nafsu makan seperti biasanya. Saat tokoh utama melakukan konsultasi tersebut, dokter memberikannya obat penenang dan vitamin penambah nafsu makan agar tokoh utama bisa tidur dan makan seperti sedia kala sehingga kebutuhan fisiologisnya dapat kembali terpenuhi. (4) Menguji data yang telah dikelompokan dan mendeskripsikan hasil analisis data yang ditinjau kembali menurut landasan teori yang digunakan. (5) Menyimpulkan hasil analisis data.

D. Pembahasan

1. Deskripsi Data

Penelitian ini menganalisis psikologi tokoh Zira dengan menggunakan teori humanistik Abraham Maslow. Teori ini menekankan pada proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi ketingkat yang sebaik mungkin, realisasi keunikan setiap individudan pemenuhan potensi diri.

2. Analisis Data

Kebutuhan fisiologis merupakan sekumpulan kebutuhan yang paling dasar dan yang paling utama, karena berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia.Kutipan di atas menceritakan saat tokoh Zira sedang jalan-jalan dan menikmati waktu bersama suaminya, setelah waktu magrib tiba, mereka memutuskan untuk salat lalu makan bersama. Kutipan di atas menunjukkan bahwa kebutuhan akan makanan tokoh Zira dapat terpenuhi dengan baik. Cara pemenuhan kebutuhan makan tokoh Zira yaitu dengan cara menyempatkan diri untuk ak makan malam bersama suaminya saat mereka sedang berbelanja kebutuhan rumah tangga. Zira senantiasa dapat menikmati berbagai makanan lezat di restauran. la menikmati kebahagiaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. b. Kebutuhan Rasa Aman

kebutuhan akan rasa aman ini adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian d dan keteraturan turan dari keadaan lingkungannya sehingga ia memerlukan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban serta bebas dari ketakutan dan kecemasan.

Kutipan

Tanpa sadar kami melakukan hal-hal indah untuk sebuah pertemaran. Dipertemukan oleh perempuan-perempuan hehat membawaku menjadi hehat juga dengan segala pelajaran serta pengalaman hidup yang kami hisa ambil pelajarannya. Menjadikan aku bersyukur atas hidupku yang madh singkat ini. Melalui sahabat-sahabat ini, aku berdoa untuk terus menjadikan kami sahabat sampai surga nanti. Amiin (Shala, 2022:129).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa kebutuhan ketentraman tokoh Zira dapat terpenuhi dengan baik, yaitu dipertemukan dengan perempuan-perempuan hebat yang membuat tokoh Zira memperoleh kenyamanan dan ketentraman sehingga Zira bersyukur dan bahagia apa yang telah di lewatinya bahkan Zira sendiri sudah menganggap teman- temannya seperti keluarganya sendiri. Kebutuhan rasa aman pada tokoh Zira dapat terpenuhi dengan kehadiran dan kepedulian teman-temannya yang membuat Zirater motivasi untuk menjadi peribadi lebih baik.

c. Kebutuhan Rasa Cinta dan MemilikiKebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi danmenerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan.

Kutipan

Di suatu hari dan ternyata hari ini dan hari-hari seterusnya aku mendambakan hal im selalu, bersamanya adalah sebuah mimpi indah yang terwujud. Mencintainya adalah sejarah cintaku yang terhebat dar untuk menemaninu, berada di sampingmu, menyapamu di setiap pagi itulah wujud cinta yang nyata. Aku mencintainya, sungguh. (Shafa, 21022:153)

Kutipan di atas membuktikan bahwa tokoh Zira dapat memenuhi kebutuhannya akan rasa cinta dan memiliki. Hal tersebut tergambar jelas pada ungkapan tokoh Zira yang menyatakan betapa Zira mencintai suaminya sepenuh hati. Cara pemenuhan kebutuhan akan cinta dan memiliki tokoh Zira adalah dengan menjalin hubungan pernikahan dengan orang yang dicintai. Setelah menikah, tokoh Zira dapat memberikan dan menerima rasa sayang yang sama dengan suaminya.

d. Kebutuhan Harga Diri

Penghargaan yang berasal dari orang lain merupakan pengargaan berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, prestasi atau keberhasilan dalam masyarkat, semua sikap bagaimana pandangan orang lain terhadap kita. Kebutuhan akan penghargaan dari orang Kutipan

Ternyata diamnya menghasilkan keputusan sangat mementingkan kebahagiaanku. sungguh aku menyayanginya, sangat (Shafa. 2022:180)

Kutipan di atas merupakan bentuk penghargaan yang diterima oleh tokoh Zira dari suaminya. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain tokoh Zira dapat dipenuhi dengan baik karena ke hadiran suaminya yang selalu mementingkan kebahagiaan Zira. Proses pemenuhan kebutuhan penghargaan dari orang lain bagi tokoh Zira yaitu dengan mendapatkan pengakuan atas status Zira sebagai seorang istri yang selalu dipentingkan olch suaminya.

Apabila kita merasakan suatu perasaan penghargaan dari dalam atau penghargaan diri, kita merasa yakin dan aman akan diri kita; kita merasa berharga dan kuat (serasi, seimbang). Apabila kita kekurangan harga diri, kita merasa rendah diri, kecil hati dan tak berdaya menghadapi kehidupan. Agar kita memiliki perasaan harga diri sejati, kita harus mengetahui diri kita dengan baik dan mampu menilai secara objektif kebaikan dan kelemahan kita. Contoh kebutuhan penghargaan untuk diri sendiri oleh tokoh Zira dalam novel “172 Days” terdapat dalam kutipan berikut.

Kutipan

Terima kasih diriku, terima kasih cintaku, kamu penguatkan sekaligus rasa sakitku (Shala, 2022:240)

Kutipan di atas menunjukan bahwa tokoh Zira memberikan penghargaan kepada dirinya sendiri karena sudah bisa bertahan dan kuat untuk mengikhlaskan kepergian suaminya walaupun tidak mudah untuk di jalani. Hal tersebut Zira lakukan untuk menghargai dirinya walaupun sakit dan meneruskan hidup untuk memenuhi kebutuhan. yang selanjutnya. Karena setiap orang mempunyai cara sendiri untuk menghargai dirinya. e. Aktualisasi Diri Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self-actualisation) adalah kebutuhan manusia tertinggi. Kebutuhan ini tercapai apabila kebutuhan-kebutuhan di bawahnya telah terpenuhi dan terpuaskan. Days Berikut pemaparan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri tokoh Zira dalam novel “172

Kutipan

Menulis adalah healing-ku saat ini, dengan menulis aku mampu mencurahkan rinduku padanya. Mengulang kisalıku, kadang memang mengundang air mata dan senyuman (Shafa, 2022:239),

Kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Zira memiliki keinginan menjadi orang seperti yang dia inginkan karena Zira tertarik dengan dunia menulis untuk menyalurkan perasaan rindu pada suaminya yang telah tiada Keinginan Zira untuk menjadi seperti yang dia inginkan membuat tokoh Zira menjadi pribadi yang penuh dengan rasa a ikhlas da dalam menghadapi kenyataan hidup dan memütuskan untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihannya. Selanjutnya pemaparan pemenuhan kebutuhan keinginan menjadi orang seperti yangdiinginkan tokoh Zira dalam novel “172 Days”

Kutipan

Banyak yang berubah dari diriku saat setelah kesendirian ini. Aku meulis novel kisah cinta aku dengan bang Amer. Aku ingin kisahku tak hanya terkubur di pikiranku, bentuk novel (Shafa, 2022-238)

makanya aku tuangkan dalam Kutipan di atas menunjukkann bahwa tokoh Zira memiliki keinginan untuk menjadi orang sesuai potensi yang dimiliki. Banyak hal yang berubah dari tokoh Zira setelah kepergian suaminya. Zira memutuskan untuk menulis karena tidak ingin semua kisah yang telah dilewati bersama suaminya hanya terkubur di benaknya saja. Tokoh Zira menyatakan bahwa mimpinya belum selesai, dia tak boleh redup karena Allah memberikannya waktu untuk bisa memperbaiki diri. Di masa iddah yang hampir selesai, Zira memang banyak menyibukkan diri, mengikuti pengajian online dan beberapa kali pergi ke psikolog agar dibantu untuk pulih dengan baik dari rasa luka yang dialami.

3. Hasil Analisis Data

Kebutuhan makan dan minum tokoh Zira pada awalnya tidak dapat dipenuhi dengan sempurna karena Zira mengalami sakit yang membuatnya tidak memiliki nafsu makan. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan makan yang tidak terpenuhi itu, Zira dibantu oleh suaminya dengan cara disuapi makanan dan dibantu untuk minum. Setelah mendapatkan bantuan dari suaminya, tokoh Zira dapat kembali memenuhi kebutuhan. untuk makan dan minum dengan baik, ini membuktikan bahwa tokoh Zira pada awalnya memiliki karakter yang manja karena selalu bergantung pada suaminya. Setelah kepergian suaminya, tokoh Zira harus mengerjakan semua hal sendiri termasuk untuk memenuhi kebutuhan makan dan minumnya sehingga karakter Zira yang tadinya manja karena bergantung pada suaminya harus berubah menjadi karakter yang mandiri demi memenuhi segala kebutuhannya sehari-hari. Selanjutnya kebutuhan istirahat tokoh Zira dalam novel “172 Days” dapat dikatakan terpenuhi dengan baik. Dengan terpenuhinya kebutuhan Istirahat tersebut menegaskan sifat kemandirian tokoh Zira yang mampu memenuhi kebutuhan istirahatnya dengan baik. Terpenuhnya kebutuhan istirahat tersebut dibuktikan dari beberapa kutipan di atas yang menunjukkan tokoh Zira dapat tidur untuk mengembalikan tenaganya. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen/udaratokoh Zira dalam novel “172 Days” sering menghabiskan waktu bersama suaminya dengan cara keluar untuk sekedar jalan-jalan atau mencari udara segar bersama suaminya. Kalimat ini menunjukan bahwa tokoh Zira sedang menghirup udara atau bernapas sehingga kebutuhan udara/oksigen telah terpenuhi, karena tanpa udara seseorang tidak akan mampu bertahan hidup. Makhluk hidup pada umumnya melakukan pernapasan melalui hidung dan mengembuskan pun melalui hidung juga dan itu merupakan sebuah pernapasan yang sangat normal dilakukan oleh seluruh mahluk di muka bumi ini. Zira sebagai tokoh utama sudah memenuhi kebutuhan rasa aman yang meliputi kebutuhan ketentraman dan kebutuhan kepastian. Kebutuhan rasa aman ini dikatakan dapat terpenuhi ketika seseorang merasakan ketentraman, kenyamanan, dan merasa aman. untuk melakukan sesuatu tanpa ada batasan dari lingkungannya sehingga Zira dapat melalukan apa yang disukainya. Rasa aman yang dirasakan tokoh Zira membuat nya dapat melakukan apapun yang disukainya dengan mandiri. Lingkungan yang positif seperti teman-teman yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri dan suami yang selalu ada di dekatnya membuat Zira dapat memenuhi kebutuhan akan rasa aman tersebut. Maka dari itu kebutuhan rasa aman merupakan bagian yang sangat penting terhadap hidup manusia clalam menjaga stabilitas psikologi Zira sebagai tokoh utama telah melalui banyak hal, berkat orang-orang sekitarnya yang masih peduli, sayang padanya, dan menerima sifat serta keadaan Zira dengan apa aclanya. Kebutuhan rasa cinta dan memiliki tokoh Zira dapat dikatakan terpenuhi dengan baik karena adanya orang-orang yang sayang padanya, walaupun demikian semua itu tidak membuat Zira menjadi karakter yang bergantung pada orang lain, tokoh Zira tetap hisa hidup dengan mandiri tanpa harus menekan ng orang yang sayang padanya Dalam novel “172 Days”. Zira sebagai tokoh utama dapat dikatakan sudah memenuhi kebutuhan penghargaan yang meliputi kebutuhan penghargaan dari orang lain dan kebutuhan penghargaan dari diri sendiri. Pemenuhan kebutuhan penghargaan dari orang lain bagi tokoh Zira yaitu dengan mendapatkan pengakuan oleh suaminya atas status Zira sebagai seorang istri yang selalu dipentingkan oleh suaminya Kebutuhan penghargaan dari diri sendiri dapat terpenuhi dengan cara Zira yang berterima kasih kepada dirinya aya sendiri. Hal tersebut dapat dibuktukan dengan kutipan yang mengatakan “Terima kasih diriku, terima kasih cintaku, kamu penguatku sekaligus rasa sakitku” (Shafa, 2022-240). Kutipan tersebut menunjukkan bahwa tokoh Zira begitu menghargai dirinya sendiri walaupun sakit tetapi rasa sakit itu dianggap sebagai penguat untuk dirinya sendiri. Zira yakin setiap orang mempunyai cara sendiri untuk menghargai dirinya. Dengan terpenuhinya kebutuhan harga diri tersebut, tokoh Zira menjadi karakter yang lebih percaya diri dan bebas mengeluarkan potensi yang ia miliki. Tokoh Zira mampu menghargai dan berterima kasih pada dirinya sendiri sehingga ia dapat fokus untuk lebih mengoptimaklan segala potensi yang dimiliki. Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri merupakan kebutuhan. manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan yang ada di atasnya telah terpuaskan dengan baik. Maslow menandai kebutuhan aktualisasi diri sebagai keinginan individu untuk menjadi orang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya. Dari kebutuhan aktualisasi diri tersebut dapat diketahui bahwa tokoh Zira juga memiliki psikologi atau karakter yang mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya

E. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan analisis sebelumnya, maka psikologi tokoh Zira dalam novel “172 Days” karya Nadzira Shafa yang dianalisis berdasarkan teori humanistik Abraham. Maslow secara umum adalah pribadi yang mandiri. Dapat dilihat dari cara tokoh Zira menjalani hidup dan menyikapi peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan baik. Kesimpulan tersebut menunjukan bahwa tokoh Zira mengalami perkembangan karakter yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan fisiologis sampai dengan aktualisasi diri. Zira berteransformasi menjadi sosok yang mandiri dan dapat memaknai pengalaman hidup dengan positif.

Penulis: 
1. Imas Pratiwi
2. Nurhatimah
3. Anggita Fitri Aulia
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Samawa

Dosen Pengampu: Bapak Dr. Juanda, S.S., M.Pd.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

DAFTAR PUSTAKA

Larasati, M. M. B., Utari, H. A., & Jamaludin, Z. (2022). Ansietas Realitas Keperibadian Tokoh dalam Novel Cermin Buram Rambu Tentang Gerhana Kehidupan Karya Dony Kleden. Sintaks. Jurnal Bahasa sastra Indonesia, 2(2), 151-157

Lestiawan, F., &z Johan, A. B. (2018). Penerapan Metode Pembelajaran Example Nonexample Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Dasar-Dasar Pemesinan. Jurnal Taman Vokasi, 6(1), 98-106.

Mahsun, (2017). Metode Penelitian Bahasa. Tahapan, Strategi, Merode, dan Tekniknya. Depok PT. Rajagrafindo Persada.

Minderop A. (2010). Psikologi Sastra: Karya Sastra Metode, Teori, dan Contoh Kasus Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Nur, H. (2015). Aspek Psikologis Tokoh Dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara (Kajian PsikologiHumanistik Abraham Maslow), Jurnal humanika, 15(3), 1979-8296.

Nurhandayani. F. (2019) Analisis Psikologi Tokoh Reina dalam Novel “Magic Hour Karya Tisa TS. Skripsi. Universitas Mataram.

Pradnyana, L. W. G., Artawan, G., & Sutama, 1. M. (2019). Psikologi Tokoh dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono: Analisis Psikologi Sastra. Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran, 3(3), 339-347

Putri, D. F. (2020). Analisis Psikologi Tokoh Ditto dalam Novel Teman Tapi Menikah Karya Ayudia Bing Slamet & Ditto Percussion: Kajian Humanistik Abraham Maslow (Doctoral dissertation, Universitas Mataram),

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *