Opini  

Perjanjian St. Germain dalam Penggabungan Wilayah antara Jerman dan Austria

Perjanjian St. Germain

Jungholz merupakan sebuah kota yang memiliki keindahan alam yang dihiasi dengan Lembah Tannheimer Tal yang terhubung ke seluruh wilayah Austria. Jungholz juga sering disebut sebagai sebuah peninggalan kebudayaan yang berumur sekitar 650 tahun.

Jerman dan Austria sepakat bahwa Jungholz akan tetap menjadi bagian penting dari Tyrol Austria, yang disepakati dalam perjanjian tahun 1844, tetapi akan ada pemisahan antara distrik Bavaria di Jerman bagian timur dan Oberallgau di bagian barat dari wilayah Austria dan lainnya.

Oleh karena itu, Junghloz saat ini disebut sebagai daerah yang memiliki kantong berlian yang hanya dapat menyentuh seluruh wilayah Austria disatu titik saja.

Kota Baarle-Nassau di Belanda merupakan satu-satunya wilayah di dunia yang dapat terhubung ke negaranya hanya dengan satu titik.

Titik yang menjadi jalan di wilayah Austria tersebut yaitu puncak gunung Sorgschrofen yang dinamai sebagai “titik segi empat”, tempat bertemunya antara distrik Bavaria dan Oberallgau di Jerman, serta Jungholz dan distrik Reutte di Austria.

 Tetapi, untuk berada dititik tersebut hanya ada satu jalan yaitu melalui Jerman. Jungholz memiliki sebuah garis patahan yang mengukir tempat Jungholz dalam Sejarah, dan dapat ditemukan dalam arsip desa di bagian bawah kursi gantung utama (MacEacheran 2022).

Dan ditempat ini masyarakat luar dapat mengetahui bagaimana awal mula bagaimana tanah tersebut pertama kali berpindah tangan pada tanggal 24 Juni 1342, dari seorang petani dari Wertach di Jerman yaitu Hermann Häselin, hingga Heinz Lochpyler, seorang petugas pajak Austria dari dekat Tannheim (Mel 2023).

Pada tahun 2008, merupakan tahun dimana Jungholz menjadi puncak perbankan, kemudian, pada tahun 2014, Uni Eropa melakukan pengawasan ketat atas tuntutan Tingkat transparansi yang lebih besar dan penghindaran pajak lintas batas, sehingga status Jungholz sebagai Ibu kota “Luar Negeri” berakhir (DW 2014).

Hal ini merupakan kehancuran bagi Jungholz, yang telah melenyapkan miliaran investasi dan berakhirnya perbankan. Jungholz pernah dan menjadi ibukota perbankan “luar negeri” Bavaria dan menghasilkan banyak keuntungan pajak bagi para investor Jerman.

Jungholz adalah kota kecil yang ada di perbatasan Austria dan Jermann. Namun terdapat keanehan geografis dengan wilayah ini karena orang-orang yang tinggal di kota tersebut mengakses semua kehidupan nya di Jerman tetapi memilik identitas menjadi warga Austria karena Jungholz diklaim menjadi negara Austria.

Jerman dan Jungholz tetap memiliki sebuah hubungan yang dekat dalam bidang pertanian, perekonomian dan peradangan.Meskipun begitu pada akhirnya Jungholz tetap menjadi kota milik negara Austria karena letak geografis nya yang masuk ke dalam peta Austria.

Jungholzs juga memiliki hubungan baik dengan beberapa negara uni eropa karana hampir 90 tahun Jungholzs berdagang bebas dengan negara tetangganya.

Jungholzs menjadi salah satu desa yang rumit karena banyaknya keanehan disini seperti warga-warganya yang lahir di Jerman dan mendapatkan hasil makanannya diJerman tetapi memiliki identitas dan no telepon Austria (MacEacheran 2022).

Hal ini, menimbulkan banyak permasalahan sehingga munculah beberapa perjanjian dan kesepakatan antara penduduknya bahwa Jungholzs memang secara geografis menjadi wilayah Austria tetapi penduduknya juga harus mendapatkan perlakuan yang adil oleh warga Jerman karena mereka masih memiliki banyak kepentingan disana.

Dengan itu banyak dari mereka ketika ditanya warga mana,mereka hanya menjawab bukan warga Jerman dan bukan pula warga Austria tetapi Jungholzer karena dedsa Jungholzs memiliki banyak kerumitan yang tidak terpecahkan.   

Penggabungan wilayah antara Jerman dan Austria menjadikan adanya perjanjian St. Germain. Perjanjian St. Germain, salah satu perjanjian perdamaian yang dilakukan pasca Perang Dunia I.

Perjanjian St. Germain menjadi bukti pecahnya Kekaisaran Habsburg, menetapkan kemerdekaan Cekoslavia, Polandia, Hongaria dan Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia (Yugoslavia). Tanpa adanya persetujuan Dewan Liga penggabungan Austria dan Jerman dilarang secara tegas.

Perjanjian ini dilakukan di wilayah Saint-German-en-Laye, Paris pada tahun 1919.  Perjanjian ini melibatkan perwakilan negara Austria dan pihak sekutu. Perjanjian St. Germain ditandatangani oleh negara-negara pemenang Perang Dunia I dan Republik Jerman-Austria.

Dasar dari perjanjian St. Germain membahas tentang pembubaran Austria-Hungaria. Juga membahas tentang Austria dan negara-negara Blok Tengah dikatakan sebagai pemicu perang dan harus bertanggung jawab.

Terdapat 12 isi perjanjian St. Germain, dua isi diantaranya yaitu Austria yang kehilangan 60% wilayahnya dan penggabungan Austria dan Jerman yang ditolak. Inti dari perjanjian ini yaitu membicarakan pembubaran Austria-Hungaria.

Perjanjian St. Germain menjadikan sekutu berasumsi bahwa seluruh kelompok minoritas merdeka dari Austria, tetapi pada waktu yang bersamaan mereka memperbolehkan negara-negara yang baru terbentuk untuk menyetir wilayah-wilayah yang berbahasa Jerman.

Penulis: Charissa Adisty Kusumanegari
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Teknologi Yogyakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *