Anak, Opini  

Peran Penting Orang Tua dalam Upaya Menangani Kesulitan Membaca pada Anak Disleksia

Kesulitan Membaca pada Anak Disleksia
Ilustrasi Peran Orang Tua pada Anak Disleksia (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Disleksia merupakan gangguan pada proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis atau mengeja. Anak yang mengalami disleksia mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan menjadi sebuah huruf atau kalimat.

Disleksia termasuk dalam golongan gangguan dalam sistem saraf otak yang memproses bahasa bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Seorang anak yang mengidap disleksia akan merasa kesulitan ketika melakukan aktivitas membaca karena kegiatan ini melibatkan kemampuan auditori dan visual secara bersamaan.

Selain guru orang tua juga memiliki peran penting bagi anak yang mengalami kesulitan membaca (Disleksia). Orangtua harus berperan ekstra dalam mendukung anak disleksia dengan menunjukan cinta, dukungan, dan kesabaran lebih.

Adapun peran yang bisa dilakukan orang tua dalam membantu kesulitan membaca pada anak disleksia:

1. Mengembangkan Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah gaya pengasuhan orang tua yang bercirikan keadilan, kesetaraan, serta saling menghormati dan menghargai antara orang tua dan anak.

Orang tua dengan pola asuh demokratis memperlakukan anak setara atau sederajat dengannya, mengajak anak untuk berdiskusi dalam membuat keputusan tertentu, dan memberikan kebebasan dengan batasan sesuai dengan usia mereka.

Pola asuh demokratis merupakan suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak mutlak dan disertai dengan bimbingan yang penuh pengertian.

Pola asuh demokratis membantu anak tumbuh percaya diri, mandiri, dan asertif, pola asuh ini cenderung lebih mudah untuk diterapkan pada anak disleksia.

2. Menjaga Kesejahteraan Emosional

Orang tua harus memberikan dukungan emosional kepada anak disleksia, sehingga mereka merasa terkasih dan mendapatkan kecintaan. Orangtua harus selalu bersifat tegas, sabar, dan positif. Orang tua harus menjadi pendukung, motivator, dan komunikator yang baik.

Selain itu, mereka juga harus memastikan lingkungan yang mendukung pencapaian anak dan menghadapi tantangan yang dihadapi anak disleksia dengan mengajarkan keterampilan dan strategi yang efektif.

3. Menciptakantakan Belajar Menjadi Kegiatan yang Menyenangkan

Agar menjadi aktifitas yang disukai anak ketika dirumah oran tua harus mampu menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan, misalnya dengan melibatkan anak dalam kegiatan belajar yang bersifat personal, kreatif, dan berbasis teknologi, serta menciptakan suasana belajar yang nyaman, orang tua dapat membantu menciptakan belajar menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak.

4. Mendampingi Anak Belajar

Pendampingan orang tua pada anak kesulitan membaca memiliki peran yang sangat penting dalam membantu mereka mengatasi kesulitan tersebut.

Beberapa aspek penting dari pendampingan orang tua dalam proses belajar anak, khususnya dalam hal kesulitan membaca, orang tua perlu menemani anak dan memberikan bantuan dalam mengatasi masalah saat belajar, termasuk kesulitan dalam membaca, dorongan, motivasi, dan dukungan dari orang tua dapat membantu anak mengatasi kesulitan membaca dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Anak disleksia adalam anak yang butuh untuk didampingi saat proses belajar. Peran orang tua sangat berpengaruh ketika seorang anak memiliki kesulitan dalam membaca.

Pada umumnya anak penderita disleksia tidak percaya diri terhadap dirinya. Anak yang menderita disleksia biasanya beranggapan bahwa dirinya berbeda dengan teman-teman sebayanya. Oleh karena itu peran orang tua sangat dibutuhkan dalam menjaga kepercayaan diri anak disleksia.

Orang tua harus memberikan penjelasan kepada anak bahwa kesulitan dan keterlambatan yang dialaminya bukanlah sebuah kegagalan.

Berilah pujian terhadap apa yang dilakukan anak, melakukan pendampingan kepada anak ketika sedang belajar membaca, menulis, dan mengerjakan PR serta dukung hobi dan aktivitas-aktivitasnya di luar sekolah yang disenangi anak.

Penulis: Faadhilah Estining Tyas
Mahasiswa PGSD, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *