Kesulitan Belajar Anak SD saat Pembelajaran, Apakah Penyebabnya?

gaya belajar anak
Ilustrasi: istockphoto

Kesulitan belajar merupakan hal yang sering sekali ditemui pada anak di sekolah dasar. Hal ini menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di setiap sekolah dasar. Semakin tinggi tingkat kelas anak, maka akan semakin tinggi juga tingkat kesulitan belajar yang akan dikeluhkan oleh anak tersebut.

Usia anak sekolah dasar adalah usia anak peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja. Maka tidak heran, jika anak akan cenderung merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus tanpa adanya inovasi.

Ya benar, pembelajaran yang dilakukan secara monoton merupakan salah satu penyebab dari kesulitan belajar yang dialami oleh anak sekolah dasar pada saat pembelajaran. Anak akan merasa bosan apabila metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru digunakan kepada anak sama di setiap pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Ceramah, tidak bisa dipungkiri lagi. Metode ceramah merupakan metode favorit yang sering kali digunakan oleh guru pada umumnya saat pembelajaran di semua sekolah dasar. Alasan guru menggunakan metode tersebut dikarenakan metode ceramah merupakan metode yang simpel dan tidak ribet dalam mengaplikasikannya.

Metode ceramah merupakan metode yang dilakukan dengan cara memberikan pembelajaran kepada anak dengan menyampaikannya langsung secara lisan.

Menyampaikan materi pembelajaran secara lisan kepada anak akan cocok oleh anak dengan gaya belajar auditori (mendengar), tetapi tidak dengan anak yang gaya belajarnya visual (melihat), dan kinestetik (praktik).

Maka dari itu, pentingnya peran guru dalam menangani kesulitan belajar anak sekolah dasar saat pembelajaran sangat diperlukan di sini. Sekolah dasar membutuhkan guru yang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran kepada anak.

Apalagi dengan perkembangan zaman yang terjadi saat ini, banyak keluhan yang dilontarkan oleh orang tua mengenai pembelajaran anak. Semakin sulitnya pembelajaranlah yang mendasari orang tua mengeluhkan hal tersebut.

“Pembelajaran anak sekolah dasar kelas 2 sekarang sama dengan pembelajaran anak sekolah dasar kelas 5 tempo dulu,” ucap salah satu orang tua anak SD.

Oleh sebab itu, tidak jarang jika orang tua menyerahkan anaknya secara penuh kepada guru tempat anak mereka di sekolahkan karena orang tua merasa bahwa mereka sudah tidak bisa membantu anaknya dalam hal pembelajaran.

Kesuksesan anak dalam memahami pembelajaran tergantung pada guru dalam menyampaikan pembelajaran. Itulah sebabnya guru sering disebut sebagai orang tua kedua anak setelah orang tua mereka di rumah.

Jangan disalah artikan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh anak adalah tanggung jawab guru saja. Orang tua juga diperlukan di sini dalam menangani kesulitan belajar yang dialami oleh anak, salah satunya yaitu memberikan dukungan penuh kepada anak untuk senantiasa mengulang kembali pembelajaran yang telah disampaikan guru ketika berada di rumah.

Penulis: Refiana Hidayah
Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *