Edukasi Gizi pada Media Sosial

Edukasi Gizi pada Media Sosial
Ilustrasi Edukasi Gizi pada Media Sosial (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Media sosial menjadi salah satu bagian penting pada masa sekarang, sebagian besar orang pasti mempunyai media sosial.

Media sosial memberikan kemudahan untuk berkomunkasi dalam penyebaran informasi dari satu individu ke individu lainnya, sehingga mereka dapat saling memberikan umpan balik pada penyebaran informasi gizi ini.

Media sosial sangat efektif untuk dimanfaatkan sebagai edukasi gizi pada jaman sekarang. Selain untuk mengedukasi tentang pengetahuan gizi, orang orang juga terbantu untuk mendapatkan pengetahuan tentang gizi ini.

Ada beberapa media sosial yang dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi Masyarakat tentang gizi yaitu Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan WhatsApp.

Pada era sekarang, TikTok menjadi aplikasi media sosial yang sangat besar untuk dimanfaatkan orang orang tentang pengetahuan gizi. Mengapa tiktok?

TikTok adalah sebuah platform digital yang banyak digunakan pada zaman sekarang, dari mulai usia belia hingga usia tua. Banyaknya pengguna tiktok menjadi salah satu faktor atau bahkan faktor utama yang dapat dimanfaatkan untuk penyebaran edukasi terutama edukasi tentang gizi.

Platform digital atau media sosial sangat sangat membantu dalam penyebaran edukasi, karena pada masa sekarang Masyarakat lebih memilih untuk melihat berita dari handphone dibandingkan media lain seperti TV, koran, atau radio.

Karena lebih efisien dan efektif untuk dibuka, dilihat Dimana saja dan kapan saja. Itulah yang menjadikan media sosial sebagai platform yang sangat amat digemari oleh masyarakat pada era sekarang.

Pembahasan lebih lanjut sebelum masuk kepada topik edukasi gizi ini sendiri, yaitu kita membahas penggunaan media sosial.

Edukasi gizi pada media sosial sendiri bisa diartikan sebagai penyebaran dampak positif kepada Masyarakat, bahkan edukasi gizi pada media sosial sendiri apabila ranah gerak nya lebih diperluas, bisa mencapai kota, provinsi, pulau, bahkan negara lain. Karena jangkauan media sosial yang sangat sangat luas.

Sangat efisien bukan? Itulah mengapa platform digital atau media sosial sangat digemari dan banyak digunakan Masyarakat sebagai platform edukasi pada masa kini.

Dari platform twitter, kita dapat mengedukasi Masyarakat melalui sebuah cerita atau yang biasa disebut dengan sebutan “thread” yang dapat meraih audience yang lebih suka membaca namun secara singkat dan dikemas dengan bahasa yang bisa disesuaikan dengan para audience twitter dibandingkan melihat sebuah video ataupun artikel yang ada di koran.

Lalu media sosial yang bisa kita sebut dengan Instagram yang menyajikan dalam bentuk “reels” ataupun “Instagram story” yang dapat dilihat oleh followers Instagram kita. Misalnya kita membuat sebuah postingan story maupun reels tentang edukasi gizi stunting, anemia, atau lain-lainnya.

Lalu ada pula media YouTube, yang disajikan dalam bentuk video panjang, yang membuat kita bisa mengedukasi secara lengkap dari mulai tata cara pencegahan stunting, anemia.

Bahkan apa yang diperlukan apabila kita terkena anemia ataupun edukasi gizi lain nya yang dikemas secara rinci dan panjang, namun bisa kita lihat di mana saja dan kapan saja dengan animasi animasi unik dan lucu yang membuat audience lebih nyaman melihatnya.

Dalam perkembangan zaman yang sangat sangat pesat pada tahun ini, media sosial menjadi salah satu faktor besar yang dilibatkan dalam perkembangan ini. Dan pada media sosial ini sendiri, banyak dampak dampak yang diterima oleh audience dan para pengedukasi yang bisa dipertimbangkan kedepan nya apabila ingin mengedukasi Masyarakat tentang gizi di media sosial. Dari dampak positif hingga negatif.

Contoh dampak positif edukasi gizi pada media sosial yang akan diterima oleh peng-edukasi adalah:

1. Banyaknya audience bahkan dari mancanegara yang dapat menerima edukasi yang kita sampaikan

Mengapa kita dapat meraih audience bahkan dari mancanegara sekalipun?

Seperti yang dibahas tadi, perkembangan zaman yang sangat pesat dapat mempengaruhi ini semua, semisal kita memberikan edukasi di TikTok dengan metode sebuah video tentang edukasi gizi, anemia, stunting, kekurangan gizi, atau yang lainnya.

Bisa masuk kedalam “for you page“ atau bisa disebut “fyp” ke negara lain, dengan disertakan translate yang sudah otomatis ada pada tiktok. Translate itu sendiri sudah tersedia pada fitur tiktok yang akan di sinkronisasi dengan konten yang kita buat.

Atau bahkan platform lain yaitu YouTube juga menyediakan sebuah translate yang akan disinkronisasi dengan konten yang kita buat dan bahasa mana yang kita pilih atau audience pilih sesuai dengan negaranya masing masing.

2. Dapat menyampaikan dengan cepat bahkan hitungan menit

Bisa menyampaikan dengan cepat itu sendiri dikarenakan adanya fitur “share” yang bisa langsung dibagikan ke platform lain tanpa harus bersusah payah.

Seperti nadanya pada YouTube, TikTok, Instagram maupun lainnya yang bisa di salin “link” atau bahkan menggunakan fitur “screenshoot” atau bisa juga menggunakan fitur “download” yang memudahkan kita membagikan sebuah informasi edukasi supaya dapat diterima oleh orang lain secara mudah.

3. Dapat memberikan timbal balik atau berinteraksi secara langsung dengan audience tanpa harus adanya kontak fisik

Timbal balik yang bisa didapat adalah sebuah komentar yang bisa diberikan pada kolom komentar yang disediakan pada beberapa media sosial yang menyediakan fitur komentar. Dan fitur komentar sendiri dapat di nonaktifkan apabila diinginkan.

Itulah beberapa contoh sebuah dampak positif yang bisa diterima oleh para peng-edukasi. Adapula sebuah contoh dampak negatif yang dapat diterima oleh peng-edukasi apabila memberikan sebuah edukasi gizi di media sosial, yaitu:

1. Timbal balik yang tidak sesuai hingga menjadi sebuah hujatan yang tidak dapat di hindari

Se-pintar-pintarnya manusia, atau peng-edukasi pasti memiliki sebuah kesalahan informasi yang tidak dapat di hindari ataupun pasti kita terima.

Seperti misalnya, kita mengedukasi tentang anemia, stunting atau indformsasi lainnya yang kita sampaikan, namun adan ya salah kata yang membuat audience menjadi geram, yang akhirnya dapat kita terima sebuah komentar buruk yang disampaikan pada kita mnelalui fitur komentar yang disediakan di media sosial.

Itu adalah sebuah resiko yang biasa diterima oleh para pengguna sosial yang sudah dipastikan benar adanya. Karena kita yang tidak dapat memgontrol para audience ber opini ataupun berkomentar.

2. Akan banyak resiko miss-komunikasi

Bisa dikarenakan karena satu audience yang memberikan sebuah informasi yang didapat dari peng-edukasi namun tidak secara rinci, dan audience lain yang menerima tidak menelusuri lebih lanjut yang membuat kurangnya informasi dan membuat sebuah miss-komunikasi dan sebenarnya itu adalah sebuah dampak n egative dan resiko besar yang akan didapat Masyarakat karena tidak adanya penjelasan dan kontak fisik secara langsung.

Dengan adanya dampak negatif tersebut, tidak membuat pengguna media sosial jera dalam menggunakan media sosial dan dampak negatif itu masih bisa kita hindari dengan kita yang menggunakan media sosail secara bijak.

Demikian opini dari saya yang mengangkut sebuah tema “Edukasi Gizi Pada Media Sosial.” Gunakanlah media sosial sebaik mungkin dengan mengikuti era perkembangan zaman di masa kini.

Penulis: Laras Desi Ani
Mahasiswa Ilmu Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *