Analysis of the Influence of Food Quality and Brand Image on the Decision to Purchase Kecik Roti Ganep’s Bakery in Solo City

Toko Roti Kecik Ganep's Solo
Ilustrasi Toko Roti Kecik Ganep's Solo (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Abstract

Currently, various business fields have their own competitors, including in the culinary or food sector. There is quite high competition in the culinary sector, starting from roadside shops, shops on social media, luxury restaurants.

Each shop or business offered has various types and food products that arouse the tastes of consumers or create a distinctive characteristic of the shop or products sold. A company will build a good brand image and food quality to attract consumers.

In this research, it is hoped that it can prove the influence of brand image and food quality on purchasing kecik bread from Ganep’s bakery.

This research uses a quantitative approach by distributing questionnaires to respondents using purposive sampling techniques. Using multiple regression analysis, the results of this research prove that both brand image and food quality playa role in consumer decision making.

Keywords: Food quality, brand image, purchase decision

Abstrak

Saat ini berbagai bidang bisnis memiliki kompetitornya masing-masing termasuk dalam bidang kuliner atau makanan. Banyaknya persaingan yang cukup tinggi dibidang kuliner mulai dari toko-toko dipinggir jalan, toko-toko di media sosial, restoran restoran yang mewah.

Dari masing-masing toko atau bisnis yang ditawarkan memiliki berbagai macam jenis dan produk makanan yang menggugah selera para konsumen atau menciptakan sebuah ciri khas dari warung atau produk yang dijual.

Suatu perusahaan akan membangun suatu brand image yang bagus dan food quality untuk menarik konsumen. Pada penelitian ini, diharapkan dapat membuktikan pengaruh dari brand image serta food quality terhadap pembelian roti kecik dari toko roti Ganep’s.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada responden melalui teknik purposive sampling. Menggunakan analisa regresi berganda, hasil penelitian ini membuktikan bahwa baik brand image maupun food quality memegang peranan dalam pengambilan keputusan konsumen.

Kata Kunci: Food quality, brand image, keputusan pembelian

1. Pendahuluan

Perkembangan bisnis di masa sekarang persaingannya sangat tinggi, terutama dalam bisnis kuliner atau makanan. Semua pemilik bisnis bersaing untuk menawarkan atau menjual produk yang dimiliki setiap perusahaan atau pemilik bisnis.

Penjual bisnis makanan saat ini memiliki cara yang berbeda-beda dalam penjualannya, ada yang membuka warung atau restoran bahkan dengan kemajuan teknologi saat ini penjualan produk kuliner dilakukan secara online.

Setiap perusahaan atau pemilik bisnis harus terus melakukan perkembangan untuk mempertahankan usahannya dan menciptakan sebuah ciri khas dengan tujuan konsumen atau pelanggan sadar adanya produk tersebut.

Salah satu Kota di Indonesia yaitu Kota Solo, kota yang memiliki sebuah julukan yang sudah tidak asing didengar oleh Masyarakat yaitu dengan slogan khasnya “The Spirit Of Java“ yang terkenal dengan warisan budaya dan kulinernya.

Pada penelitian ini, menyoroti Kota Solo pada bidang kulinernya yang setiap tempat berusaha memiliki ciri khas. Melalui ciri khas ini biasanya sebagai incaran tempat yang harus dicoba oleh wisatawan.

Salah satu kuliner yang menjadi incaran atau laris dikunjungi konsumen atau wisatawan adalah Roti Kecik Ganep’s. Roti Kecil Ganep’s ini sebagai salah satu produk yang biasanya dibeli sebagai oleh-oleh atau sekadar cemilan disaat bersantai oleh konsumen.

Dari penelitian ini, diambil 20 responden mengenai food quality dan brand image dari toko ini. Dari hasil ini sebuah food quality dan brand image harus selalu dijaga disetiap perubahan yang ada karena sebagai ciri khas.

Menurut data ada Sekitar 67% dari responden memilih roti kecik Ganep’s karena image dari brand roti Ganep’s yang merupakan produk khas kota Solo. Sedangkan 33% sisanya memilih roti Ganep’s karena rasanya yang enak dan membuat ingin terus mengkonsumsinya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat berapa besar faktor itu dapat mempengaruhi keputusan pembelian dari konsumen sendiri, harapannya melalui faktor dari brand image dan food quality sebagai pemahaman dari sebuah bisnis untuk menjaga factor tersebut sehingga akan menciptakan konsumen yang loyal.

2. Literatur Review

A. Food Quality (Kualitas Makanan)

Kualitas suatu produk makanan sangatlah penting bagi setiap pendiri perusahaan penjual makanan, karena menurut Potter dan Hotchkiss (1995, p.90-112) food quality adalah karakteristik kualitas dari makanan yang dapat diterima oleh konsumen.

Sedangkan West, Wood dan Harger (1965) juga menyatakan bahwa standar food quality, meskipun sulit didefinisikan dan tidak dapat diukur secara mekanik, masih dapat dievaluasi lewat nilai nutrisinya, tingkat bahan yang digunakan, rasa, dan penampilan dari produk.

Menurut West, Wood dan Harger (2006, p. 39), Gaman dan Sherrington (1996, p.132) serta Jones (2000, p.109-110) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi food quality adalah sebagai berikut:

1) Warna

Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi.

2) Penampilan

Makanan harus baik dilihat saat berada di piring, di mana hal tersebut adalah suatu faktor yang penting.

3) Tekstur

Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau padat, keras atau lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta bentuk makanan dapat dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.

4) Tingkat kematangan

Tingkat kematangan makanan akan mempengaruhi tekstur dari makanan.

5) Rasa

Titik perasa dari lidah adalah rasa yang muncul dari roti tersebut.

B. Brand Image (Citra Merek)

Dalam membeli sebuah barang, seringkali konsumen melihat image dari brand tersebut terlebih dahulu baru kemudian kualitas dari produknya. Brand image dan food quality sangat berkaitan antara satu sama lain.

Merek memberikan 4 (empat) hal pokok yang harus diperhatikan dalam sebuah merek (Kartajaya, 2004, p.484) yaitu:

1) Recognition (Pengenalan)

Tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, jika sebuah merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan mengandalkan harga termurah.

2) Reputation (Reputasi)

Suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena lebih memiliki track record yang baik. Sebuah produk dengan merek yang disukai konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk yang dipersepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai reputasi yang baik.

3) Affinity (Daya Tarik)

Suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya.

4) Loyality (Kesetiaan)

Menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen dari suatu produk yang menggunakan merek yang bersangkutan.

C. Keputusan Pembelian

Untuk melakukan suatu keputusan orang akan melalui suatu proses tertentu, termasuk hal keputusan memilih produk atau merek mereka akan melaksanakan proses terlebih dahulu mungkin karena mereka tidak mau menanggung resiko apabila membeli produk tersebut, sehingga mereka akan penuh dengan pertimbangan-pertimbangan.

Menurut Sutisna (2002, p.15), pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Setelah konsumen menyadari kebutuhan dan keinginan maka konsumen akan melakukan tindak lanjut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut.

3. Metode

Pada penelitian ini menggunakan metode populasi dan teknik penarikan sampel. Dengan penyebaran kuesioner yang dilakukan selama 3 bulan. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang mnegkonsumsi roti kecik toko roti.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling (sampel bertujuan). Sampel yang dipilih penelitian ini adalah consumen pria atau wanita dengan umur diatas 17 tahun sebagai pertimbangan yaitu pada usia ini dianggap sudah mampu memutuskan dalam pembelian.

Penelitian ini menggunakan variabel Independen (bebas) yaitu food quality (X1) dan brand image (X2) sedangkan untuk variabel dependen (terikat) adalah keputusan pembelian (Y).

Variabel dalam penelitian ini ada dua macam yaitu variabel independen bebas (X1) food quality dijelaskan dengan indikator empiris berupa warna, penampilan kemasan, bentuk, tekstur, aroma, dan rasa.

Sedangkan variabel (X2) brand image dijelaskan dengan indikator empiris berupa pengenalan (recognition), reputasi, daya tarik, dan loyalty. Variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan dengan indikator empiris daya tarik, kemantapan membeli, dan sesuai kebutuhan.

Untuk teknik analisa data uji regresi yaitu studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.

Dalam penelitian ini variabel independennya adalah dimensi food quality (X1) dan brand image perception (X2). Sedangkan variabel dependennya adalah keputusan pembelian (Y).

A. Uji Asumsi Klasik

Asumsi-asumsi pokok dalam regresi berganda harus dipenuhi agar nilai koefisien regresi yang dihasilkan baik atau tidak bias (Suharyadi dan Purwanto, 2009). Oleh karena itu, perlu dilakukan uji asumsi klasik yang memungkinkan pendeteksian pelanggaran asumsi tersebut.

B. Uji F Di dalam regresi berganda

Uji F memiliki peran menyeluruh bagi model dan masing-masing variabel bebas dinilai dengan uji t terpisah. Dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas.

4. Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Responden

Berdasarkan perhitungan kuisioner yang dapat diamati dan menyetujui pembatasan terselip 100 kuisioner pakai 37 pemuda dan putri 63 ordo pakai sifat yang terselip hadirat skedul 2.

B. Pembuktian Hipotesis

Pembuktian perkiraan analisis ini ialah pakai menyidik perpautan argumentasi pahala berbunga masing-masing sebab penyusun anteseden berlapiskan 3 perkiraan (H1 sangkut H3).

Sebelum mengamalkan penelitian terhadap perkiraan analisis, dilakukan penelitian peranti penyusun sebab analisis. Suatu kontruk dikatakan menyimpan confirmatory anteseden yang hormat jika mengasese kriteria goodness of fit.

Selain itu, konstruk harus mengasese convergent validity dan reliability construct. Dikatakan mengasese convergent validity jika ideal standardized regression weight > 0.5 dan probability jumlah berbunga 0.05 (α=5%), sedangkan ideal reliability construct ≥ 0.7. Variabel food quality, brand image dan ketentuan pembelian terkaan valid dan reliabel.

C. Uji Asumsi Klasik

1) Heteroskedastisitas

Berdasarkan skema scatterplots hadirat, jadi bahwa flek-flek menebar secara acak, beiring sejuk hormat di permulaan maupun di belakang poin 0 hadirat murang Y.

Hal ini bisa disimpulkan bahwa tidak kelahirannya heterokedasitisitas hadirat anteseden dekadensi sehingga anteseden dekadensi layak dipakai kepada memprediksikan ketentuan pembelian kue kecik kedai kue Ganep’s berlapiskan sebab independen food quality dan brand image.

2) Multikolinieritas

Hasil eksperimen pendapat multikolinearitas bisa dilihat hadirat ideal VIF, yaitu 1,239 < 10, sehingga bisa disimpulkan tidak tersua multikolinearitas sela variabel Food quality (X1) dan sebab brand Image (X2).

3) Normalitas

Berdasarkan aktualisasi skema histogram maupun skema dasar plot, bisa disimpulkan bahwa skema histogram menyerahkan kelebut catu yang dasar.

Data akan menebar disekitar jalur diagonal dan menjelang haluan jalur diagonal atau skema histogramnya memperlihatkan kelebut catu dasar, berwai anteseden dekadensi menyetujui kontrak normalitas.

D. Uji Regresi Linier

Diketahui ideal R sebanyak 0,633 menunjukan adanya perpautan kuat dugaan sela sebab food quality dan brand image pakai ketentuan pembelian hadirat kue kecik kedai kue Ganep’s. Sedangkan ideal koefisien konusi atau R 2 sebanyak 0,401.

Hal ini memperlihatkan bahwa 40,1% ketentuan pembelian berbunga 100 pengkonsumsi kue kecik kedai kue Ganep’s bisa dijelaskan oleh sebab Food quality (X1) dan sebab Brand image (X2), sedangkan sisanya (100% – 40,1% = 59,9 %) dijelaskan oleh sebab atau bagian-bagian yang lain.

E. Uji F

Dari analysis of variance termuat ideal berbunga F perkiraan sebanyak 32,421 pakai tahap kesan 0,000. Oleh karena itu probabilitasnya menjadi lebih cebol berbunga 0,05 berwai anteseden dekadensi ini bisa digunakan kepada memprediksikan ketentuan pembelian.

Atau bisa dikatakan bahwa food quality dan brand image secara bersama serupa berkecukupan terhadap ketentuan pembelian yang bermakna bahwa anteseden analisis terkaan tepat.

5. Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

  1. Dari uji F, dapat dilihat nilai signifikansi di bawah 0,05. Maka, secara simultan food quality dan brand image mempengaruhi keputusan pembelian di Roti Ganep’s Solo.
  2. Uji T
    1. Nilai signifikansi food quality di bawah 0,05, maka food quality secara parsial food quality mempengaruhi keputusan pembelian.
    1. Nilai signifikansi brand image di bawah 0,05, maka food quality secara parsial brand image mempengaruhi keputusan pembelian.
  3. Dari Beta koefisien, brand image memiliki pengaruh yang lebih besar daripada food quality pada keputusan pembelian roti kecik toko Roti Ganep’s Solo.

Penulis:

  1. Safitri Ramadhani
  2. Nurbekti Aji Hawatri

Mahasiswa Manajemen Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

  1. Kotler, P., & Keller, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran. Jilid I, Edisi 12. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
  2. Peter, J. P., & Olson, J. C. (2000). Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Terjemahan Damos Sihombing. Jakarta: Jilid 1 Edisi 4 Erlangga.
  3. West, W., & Harger. (2007). Advertising & Promotion: an IMC Perspective. 8.
  4. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  5. Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.
  6. Santoso, S., & Tjiptono, F. (2001). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
  7. Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
  8. Sugiyono. (1999). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *