Peluang dan Ancaman terhadap Negara Belgia Akibat Pecahnya Konflik Linguistik yang Terjadi Melalui Teori Frederich Ratzel

Pecahnya Konflik Linguistik
Ilustrasi Pecahnya Konflik Linguistik (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Dalam ranah dunia internasional, terdapat banyak kemungkinan yang terjadi, baik konflik atau kerjasama. Begitu pula pada artikel ini yang akan memuat sebuah konflik yang tercipta karena faktor linguistik atau bahasa yaitu di negara Belgia.

Konflik yang disebabkan oleh aspek linguistik ini memiliki dampak pada pecahnya negara Belgia. Dalam hal ini kita akan membahas bagaimana peluang dan ancaman terhadap negara Belgia akibat pecahnya konflik linguistik yang terjadi.

Berdasarkan maksudnya bahasa bisa dimaknai sebagai bentuk ideologi atau identitas nasional dan selalu digunakan dalam setiap waktu, jika suatu masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan kultur dan bahasa dari komunitas-komunitas bahasa Masyarakat Belgia ini memunculkan ketegangan antar komunitas.

Mengacu pada Teori Frederich Ratzel

Pandangan Frederich Ratzel terhadap geopolitik yakni suatu ilmu politik yang menjadi struktur pada dasar-dasar suprastruktur yang bertujuan meningkatkan kekuatan suatu negara dalam menampung tumbuh kembangnya.

Definisi secara umum, geopolitik adalah suatu disiplin ilmu yang meninjau tentang suatu kaitan antara kebijakan politik serta kondisi geografis untuk pembuatan politik domestik dan luar Negeri.

Menurut teori Frederich Ratzel, Perkembangan negara sama dengan kemajuan organisme (makhluk bernyawa), dimana perkembangan dan kemajuannya harus perlu ruang yang bisa mewadahi agar berkembang dengan baik dan dapat berkembang biak dengan subur sampai ditahap melahirkan, lalu tumbuh dan berkembang, bertahan untuk hidup, mengalami penyusutan, dan binasa.

Seperti halnya kontrol penuh yang dimiliki suatu bangsa harus bisa menampung pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam bernegara harus mampu untuk mempertahankan bangsanya, namun tidak bisa jauh dari hukum rimba, suatu negara yang mempunyai dan memiliki keberanian untuk hidup dan bertahan saja yang bisa bertahan hidup lebih lama.

Sejarah dan Pecahnya Konflik Linguistik di Belgia

Konflik di Belgia merupakan konflik antara penduduk Belgia yang berbahasa Belanda atau biasa dikenal dengan sebutan Flemish, dengan penduduk Belgia berbahasa Prancis yang disebut Walloon. Konflik ini dimulai bahkan sejak abad ke-18 dan memuncak pada Perang Dunia ke-II.

Hingga kini konflik tersebut menimbulkan perpecahan dan pembagian wilayah-wilayah bahasa yakni Belanda, Perancis, dan Jerman.

Sejak tahun 1840, beberapa orang Flemish mengajukan tuntutan dalam beberapa bidang yakni politik, pendidikan, administrasi, dan peradilan di Flanders. Alasannya karena para sastrawan menengah ke bawah tidak diikutsertakan dalam politik.

Ketika sensus pemilu 1848, Flemingan kelas bawah meminta agar bahasa Belanda digunakan dalam urusan administratif selain bahasa Prancis.

Sejak saat itu, patriotisme Belgia dan perlawanan berkelanjutan dari kaum borjuis berbahasa Perancis terhadap tuntutan Flemish dilakukan. Gerakan Flemish semakin meyakini bahwa masyarakat Flemish harus sepenuhnya menjadi Belanda (asas teritorial).

Hingga pada abad ke-19, gerakan Flemish menjadi semakin radikal. Akhirnya, hukum Flemish bilingual ditetapkan. Selanjutnya, pada tahun 1921 pemerintah Belgia memutuskan untuk membagi kawasan menjadi empat kawasan bahasa yaitu:

  1. Dutch speaking community (penduduk berbahasa Belanda) di sebelah utara,
  2. German speaking community (penduduk berbahasa Jerman) di sebelah timur,
  3. Francophone community (penduduk berbahasa Perancis) di sebelah selatan, dan
  4. Ibukota Brussels dijadikan sebagai kawasan bilingual.

Diresmikannya Undang-Undang Kesetaraan antara Belanda dan Perancis (1898) memberikan perlindungan formal terhadap perpecahan di Belgia. Sinisme bangsa ini terhadap bilingualisme masih tetap signifikan.

Selama Perang Dunia I, otoritas Jerman kembali membagi Belgia menjadi dua wilayah administratif: wilayah Flemish, termasuk Brussel, dan wilayah Wallonia, dengan Namur sebagai ibu kotanya.

Setelah dekolonisasi Kongo pada tahun 1960, hubungan antar blok administratif Belgia memburuk. Di tahun yang sama, Belgia mengesahkan undang-undang yang mengubah sistem kepartaian nasional sehingga partai regional melayani Flemish dan Wallonia secara terpisah.

Saat ini, hanya sistem dua partai di Brussel yang bisa tumpang tindih. Adanya politik nasionalis antar komunitas bertujuan untuk bertahan hidup dan bangkit kembali menjadi ciri periode pasca perang.

Dengan demikian, pada akhir tahun 2020 Belgia sebuah monarki konstitusional, memiliki tiga bahasa dan komunitas resmi: penutur bahasa Flemish/Belanda (64%), penutur bahasa Walloon/Prancis (35%); penutur bahasa Belgia Timur/Jerman (1%).

Secara internal, mekanisme pemberian layanan sosial yang ada saat ini memungkinkan daerah untuk mengelola inisiatif pembangunan mereka sendiri, mulai dari lapangan kerja, energi, tata guna lahan, dan layanan kesehatan hingga kompensasi atas hilangnya pendapatan akibat pandemi.

Peluang dan Ancaman Pecahnya Belgia

Pecahnya konflik linguistik ini memberikan peluang untuk melakukan reformasi struktural yang dapat memperbaiki ketidaksetaraan dan memperkuat kesatuan negara Belgia itu sendiri.

Kemudian peluang lainnya yang didapatkan oleh komunitas berbahasa Belanda ini, yaitu perjuangan atas otonomi dan ekonomi. Hal ini yang akan berdampak besar pada perubahan kelompok berbahasa Belanda.

Sedangkan bagi komunitas berbahasa Perancis dapat lebih fokus mengembangkan sektor-sektor ekonomi dan kebijakan lain tanpa harus berdebat atau berselisih seperti sebelumnya. Melalui reformasi kebijakan dan konstitusi dapat menciptakan landasan yang lebih stabil.

Peluang yang kedua yakni pemberdayaan daerah-daerah berdasarkan bahasa utama dengan otonomi yang lebih konkret dengan tetap mempertahankan integritas Negara Belgia.

Masing-masing otonomi dapat mengembangkan potensi wilayah dalam bidang perekonomian, energi, lingkungan hidup, jenjang atau kurikulum pendidikan serta transportasi sesuai dengan integritas Negara Belgia yang telah disepakati dalam konstitusi.

Konflik antara komunitas berbahasa, dimulai dengan perselisihan hingga menghasilkan keputusan federasi daerah masing-masing, hal ini dapat menjadi awal dan dorongan untuk dapat memulai tindakan rekonsiliasi antar komunitas berbahasa dengan menjalin hubungan baik atau bekerjasama dengan tetap mempertimbangkan kepentingan kelompok.

Pada poin pertama peluang mengenai reformasi struktural, maka ancaman yang dapat membahayakan stabilitas negara Belgia adalah pemisahan daerah-daerah berbahasa utama dengan komunitas Negara Belgia itu sendiri.

Karena apabila hal ini terjadi, yaitu perpecahan negara maka akan menciptakan entitas baru dimana akan rentan terhadap konflik yang lebih lanjut.

Sebagai negara dengan rasio utang terhadap PDB tertinggi ketiga di Eropa, menjadi rawan untuk menyusun rancangan anggaran.

Kurangnya perannya pemerintahan dan meningkatnya ketidakpastian politik dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi yang menjadi ancamannya adalah jika terjadi perpecahan, utang publik pemerintahan Belgia yang sangat besar dan akan menjadi sumber perselisihan utama antara Flemish dan Walloonia.

Ancaman yang terakhir yaitu stabilitas dan keharmonisan pada kondisi sosial yang ada dapat mengganggu hubungan antar entitas dan kerukunan yang sebelumnya pernah terjalin.

Pecahnya konflik antara komunitas berbahasa, dapat memicu peningkatan sentimen nasionalisme antar kelompok Bahasa yang memicu rivalitas antar komunitas bahasa, rivalitas yang dimaksud merupakan rivalitas yang negatif dengan mementingkan dan akan menimbulkan ketegangan dan konflik baru.

Penulis:

  1. Bella Widya
  2. Grace Theodora H
  3. Naulah Mafazah
  4. Rumyanah Irvadia
  5. Bayu Fahreziansyah

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Teknologi Yogyakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *