Pernahkah Anda menjumpai atau mendengar berita tentang acara-acara yang menjual pernak-pernik, stiker, dan merchandise hasil karya sendiri di media sosial? Nah, acara-acara tersebut sebenarnya termasuk dalam kegiatan Artist Alleys!
Artist Alleys adalah sarana, yang biasanya hadir sebagai acara anime atau acara terorganisir serupa, dimana seniman dapat memajang dan menjual kreasi seni mereka. Kreasi-kreasi ini sangat bervariatif! Mulai dari karya yang berasal dari atau terinspirasi dari karya seni lainnya, seperti merchandise penggemar (fan merchandise), atau karya orisinil. Merchandise ini biasanya berupa pin, stiker, artprint, dan masih banyak lagi. Secara singkat, melalui Artist Alleys, seniman dapat mempublikasikan, mempopulerkan, serta menerima kompensasi atas karya mereka. Kegiatan ini cukup populer dan banyak komunitas yang gemar berkunjung untuk mendukung para seniman dengan memberikan pujian verbal hingga membeli karya mereka.
Di Indonesia, kegiatan Artist Alleys ini merupakan sarana yang cukup berarti bagi para muda mudi yang bergelut di bidang seni. Meskipun kita hidup di era yang marak perkembangan global, masih saja banyak dari masyarakat Indonesia meremehkan atau mengucilkan mereka yang memiliki aspirasi hidup berbau seni. Kaum muda yang bercita-cita untuk menempuh karir di bidang kesenian seringkali diabaikan, sehingga dukungan mental dan finansial yang mereka dapatkan juga sangat minim.
Tidak hanya remaja, bahkan seniman profesional juga acap kali kesulitan untuk mengembangkan potensi mereka secara utuh karena sedikitnya lapangan kerja di Indonesia. Dengan banyaknya rintangan dalam dunia seni, tidak jarang remaja dalam negeri memilih untuk menekuni bidang lain dan menelantarkan talenta serta mimpi mereka.
Padahal, seni sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan. Mayoritas bidang pekerjaan membutuhkan seniman, seperti kemampuan desain grafis dalam membuat iklan atau kemasan produk, atau pekerjaan ilustrator dalam menghidupkan buku anak-anak dengan gambar mereka. Selain sebagai bidang hiburan, seperti musik atau kartun, seni juga bisa digunakan sebagai metode untuk berkomunikasi, misalnya pada iklan. Singkatnya, seni adalah bidang yang sangat fleksibel untuk mengembangkan kreativitas dan membawa percikan warna ke dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Selain itu, dukungan terhadap seniman lokal juga merupakan tindakan memberdayakan UMKM, lho! Dengan ilustrasi yang lebih menarik serta desain yang lebih strategis, masyarakat akan lebih tertarik untuk menghargai dan menggunakan produk buatan lokal, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi.
Menurut dataindonesia.id, sektor tenaga kerja ekonomi kreatif kian meningkat per tahunnya, mencapai 27,4 juta pekerja di tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah munculnya marketplace yang memberikan akses bagi para seniman untuk menjual karyanya, seperti Artist Alleys.
Di Indonesia, sudah beberapa kali diadakan acara-acara dengan Artist Alleys. Salah satu acara populernya adalah Comifuro, sebuah acara konvensi cosplay dan art market yang diadakan 2 kali dalam setahun sejak 2012. Comifuro telah mendapatkan pertumbuhan tingkat popularitas selama beberapa tahun ini, terutama di kalangan komunitas yang tertarik dengan hal-hal berbau anime, video games, film dan serial kartun, buku komik, dan sebagainya. Selain Comifuro, OMO Market juga merupakan salah satu contoh Artist Alleys di Indonesia. Namun, target demografis OMO Market berbeda dibandingkan Comifuro, dimana Artist Alleys mereka kurang berbasis merchandise penggemardan lebih menuju ke hasil karya orisinil para seniman.
Sebagian besar seniman yang berjualan di Artist Alleys merupakan UMKM dan biasanya dijalankan oleh pemuda-pemuda, maka selain mendukung seni dan para seniman, acara ini merupakan metode yang bagus untuk mendorong dan menumbuhkan benih kewirausahaan dalam generasi muda.
Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah maupun masyarakat akan acara-acara yang berpotensi mengembangkan kemampuan kesenian dan kewirausahaan pemuda seperti Artist Alleys, agar seniman-seniman di Indonesia bisa semakin berkembang dan membantu pembangunan ekonomi lebih lanjut.
Penulis:
1. Teresa Verine Santoso
2. Naomi Ananta Yakub
3. Fiona Josephine Effendy
Siswa SMA Santa Ursula Jakarta