Kau boleh ceritakan pada mereka
Karena dia masih ada
Dan terus ada
Begini ceritanya….
Bertahta di bawah Ranaka Tercinta
Di dalam hening Rana Mese
Dengan caci yang selalu menggores luka
Tapi tanpa dendam dan amarah yang membara
Dalam selimut kabut yang menyulam cerita
Dengan kopi pai’t yang menghangatkan raga
Mbaru bate ka’eng
Dengan sejuta kisah silam
Tentang ende agu ema
Pada setiap ukiran lencar
Yang membentang merangkul cinta
Uma bate duat
Dengan tanah jemu yang memberi
Dengan roto yang selalu terisi
Pada keringat yang tak malu menetes
Pada urat yang terukit indah di tangan
Pada panas yang membakar tubuh
Natas bate labar
Dengan debu yang melekat pada kulit
Tentang nana agu enu yang merajut kisah
Pada senyum indah yang terukir
Pada hentak rantuk alu
Pada tangis yang menuai diri
Ketika sakit melanda diri
Wae bate teku
Dengan sejuk air yang merendam kalbu
Tentang reak-reak yang duduk manis di bawah sosor
Tentang weta-weta yang setia pada pinggiran kali
Pada ikan-ikan kecil yang yang menari menghibur mata
Cerita tentangnya
Dari kamu, aku dan kita
Yang bermimpi jadi lalong rombeng du kole
Penulis: Epivanius Yostanding
Siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo