Minuman collagen telah menjadi fenomena dalam dunia kecantikan, dianggap sebagai kunci rahasia untuk kulit yang awet muda dan cantik. Namun, di balik janji-janji menarik ini, timbul polemik seputar efektivitas sebenarnya dan dampaknya terhadap kesehatan.
Pertama-tama, kita perlu memahami mengapa minuman collagen menjadi begitu populer dalam konteks standar kecantikan. Kecantikan seringkali diukur dari penampilan fisik, terutama kulit yang tampak sehat dan bebas kerutan.
Collagen, sebagai protein struktural utama dalam kulit, memberikan kekenyalan dan kekuatan. Oleh karena itu, konsumsi collagen dianggap dapat meremajakan kulit, mengurangi kerutan, dan meningkatkan elastisitas.
Minuman collagen sendiri adalah minuman yang mengandung collagen serta protein yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Minuman yang ramai digandrungi oleh kaum wanita dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, mengandung collagen yang dihidrolisis menjadi peptida collagen.
Peptida collagen ini kemudian dicerna dalam molekul yang lebih kecil dan diserap dalam usus. Peptida collagen yang sudah terserap akan tersimpan dalam jaringan kulit selama dua minggu. Collagen sendiri juga merupakan protein khusus yang mengandung asam amino dan berfungsi untuk menjaga lapisan jaringan serta kekuatan kulit.
Namun, polemik muncul ketika pertanyaan tentang sejauh mana minuman collagen dapat memberikan manfaat yang dijanjikan. Beberapa ahli kesehatan cenderung bersifat skeptis terhadap kemampuan tubuh untuk menyerap collagen dari minuman.
Faktor tentang ukuran molekul collagen dan proses pencernaan menjadi perdebatan, dengan sebagian berpendapat bahwa minuman tersebut mungkin tidak memberikan kolagen yang dapat diserap dengan baik oleh tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kolagen yang dikonsumsi melalui minuman mungkin terlalu besar untuk diserap oleh usus manusia dengan efisien.
Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah manfaat yang diiklankan hanyalah strategi pemasaran belaka atau memang didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Selain itu, kritik terhadap klaim bahwa minuman collagen dapat langsung mempengaruhi produksi kolagen dalam tubuh juga menjadi perdebatan, karena minuman collagen mungkin hanya memberikan manfaat sementara dan tidak mengatasi akar permasalahan penuaan kulit.
Perlu juga diperhatikan bahwa minuman collagen mungkin hanya memberikan kolagen tambahan ke tubuh, bukan memicu produksi kolagen tubuh secara langsung. Faktor-faktor lain seperti genetika, pola makan, dan paparan sinar UV juga berperan dalam proses penuaan kulit.
Oleh karena itu, apakah minuman collagen sebenarnya dapat memberikan solusi jangka panjang atau hanya memberikan manfaat kosmetik sementara?
Selain itu, minuman collagen juga menjadi kontroversial karena kebanyakan produk yang dipasarkan di Indonesia mengandung bahan tambahan yang kurang bermanfaat bagi kesehatan, seperti gula atau pengawet dengan kadar yang tinggi.
Beberapa produk minuman collagen juga mengklaim adanya manfaat tanpa disertai uji klinis dan informasi yang cukup mengenai efek sampingnya. Terlebih jika minuman collagen ini dikonsumsi secara berlebihan, maka akan merusak collagen alami yang ada pada tubuh.
Meskipun terdapat polemik seputar efektivitas minuman collagen, kita perlu mengkaji relevansinya terhadap kesehatan secara lebih menyeluruh. Beberapa penelitian mendukung gagasan bahwa konsumsi collagen dapat memberikan manfaat untuk kulit.
Collagen dapat meningkatkan hidrasi kulit, mengurangi kerutan halus, dan memberikan efek anti-aging. Hal tersebut pun diungkapkan oleh dokter anti-aging, dr. Haekal Anshari, M. Biome. dr. Haekal mengungkapkan kolagen merupakan salah satu protein yang menyusun tubuh dan berperan dalam membuat kulit menjadi sehat, kencang, dan awet muda.
“Yang perlu diperhatikan, kolagen akan menurun jumlahnya dan produksinya seiring bertambah usia. Usia 25 tahun saja sudah menurun, penurunannya sebesar 1,5% per tahun,” ujar dr. Haekal di acara ‘Beautyvestasi, Journey for Everlasting Beauty’ persembahan Diva Beauty yang digelar di Mal Kelapa Gading 3, Jakarta, Minggu (11/8/2019).
Minuman collagen juga diklaim memiliki dampak positif pada kesehatan sendi dan tulang. Collagen merupakan komponen penting dari struktur sendi dan tulang, dan beberapa penelitian mendukung ide bahwa suplemen collagen dapat membantu mengurangi nyeri sendi dan meningkatkan fleksibilitas. Meskipun ada potensi manfaat, konsumen perlu mempertimbangkan beberapa faktor sebelum terjun ke dalam tren minuman collagen.
Mengetahui hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa collagen juga tentu memberi manfaat bagi tubuh jika asupannya kita dapatkan dari hal yang tidak tercampur dengan bahan sintesis.
Contohnya dapat diperoleh dari berbagai bahan alami yang ada di sekitar kita, seperti ayam, ikan, putih telur, dan kacang-kacangan. Selain itu, ada juga suplemen collagen yang bisa dikonsumsi dalam bentuk kapsul atau tablet, yang lebih praktis serta efektif dalam memberikan manfaat collagen bagi kulit.
Meskipun minuman collagen menawarkan potensi manfaat, tantangan muncul dalam menyusun pendekatan yang bijaksana terhadap konsumsi. Pertama-tama, keberlanjutan manfaat jangka panjang perlu diteliti lebih lanjut melalui penelitian ilmiah yang cermat.
Kedua, konsumen perlu menyadari bahwa kesehatan kulit dan kecantikan tidak dapat diukur hanya dari lapisan luar tubuh. Gaya hidup sehat, pola makan seimbang, dan manajemen stres juga memainkan peran penting.
Pertimbangan lain termasuk faktor etika dalam industri kecantikan. Dalam upaya untuk mencapai standar kecantikan yang didefinisikan oleh masyarakat, risiko konsumsi berlebihan atau penyalahgunaan minuman collagen perlu diperhitungkan.
Minuman collagen, meskipun menarik banyak perhatian, tidak lepas dari polemik dan pertanyaan kritis. Polemik ini memerlukan pendekatan yang seimbang dan informasi yang akurat dari konsumen. Sementara minuman collagen dapat memberikan manfaat kosmetik, konsumen tidak boleh mengabaikan faktor-faktor lain yang memengaruhi kesehatan kulit dan kecantikan secara menyeluruh.
Dengan memahami polemik ini serta melibatkan diri sendiri dalam penelitian yang cermat, kita dapat mengambil keputusan yang berbasis pada informasi yang akurat dan membangun pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan dan kecantikan sejati.
Karena pada akhirnya, keindahan yang sehat dan berkelanjutan mencakup lebih dari sekadar minuman collagen yang melibatkan perhatian berupa pendekatan terhadap tubuh dan pikiran.
Penulis:
Yasmin Raisya Fedora (202310220311021)
Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News