Era digital telah mengubah cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi. Platform digital kini sudah menjadi ruang utama untuk berdiskusi, berpendapat bahkan berdebat. Namun kemudahan ini seringkali tidak dibarengi dengan sikap saling menghargai.
Contohnya nilai toleransi yang semakin memudar oleh konten ujaran kebencian, hoaks dan fanatisme. Oleh karena itu, merajut kembali semangat toleransi menjadi topik yang sangat menarik.
Toleransi adalah suatu sikap yang merupakan perwujudan pemahaman diri terhadap sikap pihak lain yang tidak disetujui. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa toleransi yaitu sikap menghargai dan menerima perbedaan yang dimiliki oleh orang lain (Yumnafiska Aulia Dewi, Mardiana. 2023).
Dalam kehidupan sosial, toleransi menjadi dasar atas terciptanya kerukunan, kesatuan dan kedamaian dalam bermasyarakat.
Di era digital toleransi juga mencakup bagaimana kita bersikap bijak dalam berinteraksi di dunia digital. Generasi muda sebagai digital native manjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mewujudkan kembali semangat toleransi.
Dalam dunia digital tentu kita dapat sangat mudah mencari berbagai informasi, bahkan informasi bisa muncul sendirinya tanpa kita cari.
Hal ini disebabkan adanya teknologi bernama algoritma, yaitu suatu program yang bisa menampilkan sebuah konten yang sesuai dengan keyakinan dan pikiran kita. Salah satu cara pertama yang bisa kita lakukan agar tidak terbawa ke dalam sebuah konten yang negatif adalah memilah dan memilih konten yang baik.
Mencari informasi bukan hanya sekedar mudah, melainkan sudah cepat dan pesat. Informasi mengalir cepat melalui media sosial, portal berita, dan aplikasi. Satu ungguhan di media sosial dapat menjangkau ratusan bahkan jutaan orang hanya dalam beberapa detik saja. Kecepatan ini memang membawa kemudahaan.
Namun, bisa menjadi tantangan besar bagi sikap toleransi dalam masyarakat. Adanya hoaks, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya bisa menyebar luas hanya dengan hitungan detik. Sehingga dapat memicu perpecahan dan menurunnya sikap saling menghormati antar indivudu maupun kelompok.
Media sosial merupakan ruang terbuka, semua orang bebas untuk berpendapat dan berekspresi. Namun, kebebasan ini tidak diimbangi dengan rasa tanggung jawab.
Banyak yang sudah berani berkata kasar, menyebar fitnah atau menyerang orang lain tanpa memikirkan akibatnya. Sehingga dapat menimbulkan prilaku yang negatif dan dapat merusak nilai toleransi di masyarakat.
Platform media seperti Instagram, Tiktok dan Youtube bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam bertolenrasi. Bisa melalui video edukatif, kampanye sosial, kolaborasi antar umat beragama, cerita inspiratif dan diskusi terbuka atau podcast.
Baca Juga: Budaya Global dan Kearifan Lokal: Sinergi untuk Masa Depan
Seperti yang dilakukan oleh Habib Ja’far Al Hadar. Beliau adalah seorang pendakwah sekaligus penulis. Beliau juga membuat konten di media sosialnya tentang kolaborasi antar pemimpin umat beragama.
Sehingga dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa bersama tidak harus sama dan perbedaan antar agama seharusnya tidak memunculkan permusuhan, melainkan dapat memperkuat kebersamaan.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda dan juga sebagai pengguna media digital (digital native) harus memiliki dan memahami kemampuan literasi digital. Karena literasi digital merupakan senjata utama dalam menghadapi tantangan di era digital yang kompleks.
Sehingga dapat menggunakan media digital dengan bijak dan bertanggung jawab, mampu membedakan informasi yang benar dan hoaks, serta tidak mudah terpengaruh dengan konten yang negatif.
Dengan literasi digital yang baik, generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi, namun bisa menjadi pelopor dalam mewujudkan semangat toleransi antar masyarakat.
Penulis: Ahmad Faishal Badruzzaman
Mahasiswa Tadris Biologi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Referensi
Dewi, YA, & Mardiana, M. (2023). Sikap Toleransi Melalui Pembelajaran Multikultural Pada Siswa Sekolah Dasar. Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial , 3 (1), 100-113.
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News