Secara estimologis kata inovasi berasal dari kata Latin “Innovaation” yang berarti “pembaharuan dan perubahan”. Inovasi adalah suatu gagasan, peristiwa atau cara yang dipersepsikan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) dengan berupa invention dan discovery.
Inovasi membantu mencapai tujuan tertentu atau memecahkan masalah tertentu. Sedangkan Inovasi Pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan permasalahan yang ada di dalam pendidikan.
Inovasi Pendidikan ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan komponen sistem pendidikan, baik itu di tingkat lembaga pendidikan dalam arti sempit maupun sistem pendidikan nasional dalam arti luas.
Tujuannya dari inovasi ini adalah untuk memanfaatkan energi, dana, peralatan dan layanan untuk mencapai hasil pendidikan terbaik (sesuai dengan standar mengenai kebutuhan siswa, sosial dan pengembangan) dan tujuan inovasi pendidikan sebagai upaya perubahan pada pendidikan dan tidak dapat dilakukan sendirian, seluruh elemen yang terlibat dalam inovasi pendidikan, termasuk inovator dan penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa perlu dilibatkan dalam kurikulum ataupun fasilitas.
Pendidikan saat ini menghadapi perkembangan teknologi yang semakin meningkat, begitu pula tantangannya yang akan kita hadapi kini tidak sama lagi seperti era-era sebelumnya.
Generasi sekarang, atau yang biasa kita sebut sebagai generasi Z sudah terbiasa menggunakan teknologi untuk setiap kebutuhan hidupnya. Karena itulah generasi Z sangat menginginkan segala sesuatunya cepat, praktis, dan singkat.
Seperti masyarakat tidak lagi datang ke perpustakaan fisik untuk membaca buku, namun anak-anak lebih tertarik membaca melalui ponselnya dan tidak lagi menonton berita di TV, koran, dan majalah. Generasi Z lebih suka menggunakan aplikasi modern dan media sosial di ponsel.
Oleh karena itu, pendidikan tentu saja mengiringi perkembangan teknologi, karena itu pemerintah Indonesia dalam hal ini Menteri Pendidikan telah membuat kurikulum yang dapat diperbarui.
Oleh karena itu, sebagai pendidik kita perlu memahami dan tetap akrab terhadap perkembangan teknologi. Penting bagi kita sebagai pendidik untuk menciptakan suasana kelas yang dinamis dan bermakna bagi siswa.
Membangkitkan nilai belajar mereka disaat gencarnya hiburan menarik di media sosial, maka dari itu hal ini memungkinkan siswa untuk menikmati pembelajaran tanpa memberikan beban kepada mereka. Tetapi kenyataaannya, implementasinya tidak semudah yang digambarkan dan dirancang.
Tentunya diperlukan banyak uji materi, uji coba berulang-ulang dan evaluasi untuk mencapai kemajuan yang diinginkan. Perbaikan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan dengan demikian menjamin kualitas pembelajaran siswa.
Di mana era digitalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih ini generasi Z tak luput juga dari namanya sebuah tantangan dalam menjalaninya:
- Generasi Z merasa tidak perlu belajar karena begitu banyak informasi yang tersedia setiap saat, namun di zaman sekarang ini, mereka ingin tahu bagaimana dan di mana menemukan apa yang mereka butuhkan.
- Teknologi dapat mengalihkan perhatian gen Z dari penyampaian konten pembelajaran, mereka bereaksi lebih kuat dibandingkan guru.
- Biaya yang terkait dengan penerapan sumber daya teknologi di sekolah masih cukup tinggi dalam hal pendanaan untuk perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur, pengembangan profesional dan dukungan teknologi.
- Generasi Z lebih handal dan lebih termotivasi untuk sukses dibandingkan generasi sebelumnya.
- Generasi Z cenderung kurang tertarik pada pendidikan formal.
- Generasi Z zaman sekarang mudah bosan dengan cara guru mengajar
Berdasarkan tantangan di atas, maka solusi utama yang harus dipenuhi agar generasi Z menjadi peserta yang terdidik dan seimbang dengan sejalannya perkembangan teknologi sebagai berikut:
- Memahami karakteristik peseta didik generasi Z sehingga mampu menyesuaikan strategi, metode, dan media pembelajaran sesuai dengan kompleksitas media informasi dan teknologi.
- Kompetensi digital dalam hal ini mencakup kemampuan menggunakan alat-alat digital dan keterampilan berperilaku ketika menggunakan teknologi canggih.
- Dalam proses pembelajaran, guru perlu menggunakan fitur gadget yang tersedia pada siswa untuk belajar dan menasehati serta menggunakan media sosial sebagai sumber belajar dan komunikasi.
- Secara terus menerus memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan, memberikan peserta didik peran aktif dengan kebebasan tanpa memberi tekanan.
- Teladan bagi peserta didik dari seluruh lapisan masyarkat untuk melahirkan generasi Z yang berkarakter dan cerdas sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Mampu menawarkan perspektif, alternatif, dan bahkan solusi kepada Gen Z adalah tugas guru yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.
Penulis:
1. Sri Rahayu
2. Selvi Novianti
3. Nur Awalia Sholicha
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pelita Bangsa
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News