Dampak Negatif Penggunaan Gadget bagi Anak Sekolah Dasar

Dampak negatif gadget

Akhir-akhir ini anak-anak diramaikan dengan penggunaan gadget yang marak digunakan. Bayangkan anak yang masih berumur 3 tahun sudah bisa menggunakan handphone, tentu ini perlu diperhatikan oleh orang tua zaman sekarang.

Semakin hari perkembangan teknologi semakin gencar digunakan oleh manusia, bahkan anak-anak ikut terlibat dalam nya.

Bayangkan anak zaman dulu tidak se seperti ini. Anak zaman dulu bermain lebih kepada hal-hal yang dalamnya terlibat banyak orang, atau bermain dengan interaksi langsung dengan sesamanya, Seperti bermain mobil-mobilan, bermain pentak umpet dan banyak lagi lainya dan itu sangat menyenangkan, selain itu dapat menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama mereka.

Akan tetapi kita lihat sekarang anak tidak lagi demikian, mereka lebih cenderung menyendiri di rumah sambil bermain handphone dan itu penggunaanya berkepanjangan yang menyebabkan mereka menjadi kecanduan, dan tentu bisa merusak saraf otak mereka karena terlalu lama menggunakan handphone, dan itu sudah banyak terjadi.

Seperti menjadi gilanya anak karena seringnya bermain game online free fire, yang menyebabkan depresi akibat kecanduan dan terlalu seringnya kalah dalam game tersebut.

Serta banyak anak yang rabun dini akibat terlalu sering menggunakan handphone sehingga berdampak pada sistem belajar mereka di sekolah, dan masih banyak lagi kejadian akibat dampak negativ penggunaan handphone ini yang tidak bisa dibendung.

Rahmi sebagai psikolog mengatakan bahwa kehadiran gadget terhadap anak-anak bisa berdampak pada perubahan fisik. Sedangkan untuk dampak psikologis, antara lain menghindar dari bersosialisasi dengan lingkungan.

Dan itu benar kita bisa melihat anak SD Zaman sekarang kerap kali menyendiri di rumah, tidak ingin berinteraksi di lingkungannya karena sudah terlanjur nyaman dengan keadaan yang terhibur oleh handphone itu sendiri, apalagi fitur-fiyur yang  ada dalam handphone itu sangat memuaskan bagi mereka.

Namun penggunaan gadget secara continue akan berdampak buruk bagi pola perilaku anak dalam kesehariannya, anak-anak yang cenderung terusmenerus menggunakan gadget akan sangat tergantung dan menjadi kegiatan harus dan rutin dilakukan dalam aktivitas sehari-hari.

Hal ini mengkhawatirkan, sebab pada masa anak-anak, mereka masih tidak stabil, memiliki rasa keingintahuan sangat tinggi, dan berdampak pada meningkatnya sifat konsumtif pada anak-anak, untuk itu penggunaan gadget pada anak-anak perlu mendapatkan perhatian khusus bagi orangtua (Al-Ayouby, 2017).

Thomas L mengatakan, penyesuian diri adalah bagian dari kondisi manusia, yaitu sebuah proses berkelanjutan dari interaksi dengan lingkungan dan pembelajaran untuk mempridiksi serta mengontrolnya. Sedangkan Yustinus Semiun mengungkapkan bahwa kesehatan mental merupakan bagian yang penting  dari penyesuaian diri (Hasanah, 2017).

Sehat Mental adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Sebagai perwujudan keharmonisan fungsi mental dan kesanggupannya menghadapi masalah yang biasa terjadi, individu merasa puas dan mampu (Rasmun, 2009).

Lalu dari pernyataan di atas, apa solusi yang dilakukan agar anak tidak lagi kecanduan terhadap handphone?

Nah hal ini tentu dibutuhkan agen sosial yaitu orang tua, orang tua adalah orang pertama yang mengetahui tentang anak nya, maka tentua ia tahu bagaiman car agar anak nya bisa berubah.

Maka dari itu, orang tua juga sangat berperan penting dalam pengawasan anak pada saat di rumah, contohnya seperti selalu mendampingi anak pada saat bermain gadget dan membatasi waktu anak dalam bermain game, agar anak tahu waktu untuk bermain dan belajar, selalu mengajarkan anak untuk penggunaan gadget yang benar adalah sesuai kebutuhannya saja, agar tidak salah dalam menggunakannya, selalu memastikan bahwa anak menggunakan gadget untuk hal-hal yang positif saja, misalnya untuk mencari materi di internet dan berkomunikasi dengan guru atau temannya untuk membahas pelajaran. 

Guru juga sangat berperan penting dalam pengawasan anak pada saat di sekolah, contohnya seperti memilihkan game yang baik untuk anak (game yang bersifat mendidik), memberikan durasi pada saat bermain game, mengajak anak untuk beraktivitas tanpa menggunakan gadget.

Maka dengan begitu mereka menjadi terbiasa dan lama kelamaan kebiasaan penggunaan gadget berkurang.

Oleh karena itu, perlunya tindak lanjut dari orang tua sebagai orang yang lebih mengenal anaknya, dan guru sebagai pengajar, yang lebih mengenal tips trik atau cara ampuh agar muridnya bisa mengerti akan berbahayanya penggunaan handphone yang berkepanjangan.

Dengan begitu anak-anak akan menjadi anak yang sehat dan menjadi generasi milenial yang sehat pula.

Penulis: Karbinianus Ekosiswanto

Siswa Jurusan Sosial program A SMAK Seminari St. (masih SMA Yohanes) Paulus II Labuan Bajo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *