Terlepas dari tidak semua siswa dapat langsung memahami pelajaran yang diberikan oleh guru, maka guru berperan aktif dalam mencerdaskan siswanya serta mengatasi kesulitan belajar siswa.
Keresahan seorang guru terhadap siswa dapat menjadikan para guru melakukan riset terkait cara untuk mengatasinya.
Solusi-solusi ini hadir atas kepedulian guru dalam mengajarkan pelajaran kepada para siswa. Karena para guru juga yakin bahwa setiap anak itu cerdas, hanya saja ada yang sedikit lambat dalam memahami pelajaran yang diberikan.
Maka dari itu artikel ini hadir untuk membantu para guru mengatasi siswa yang kesulitan dalam belajar.
Berikut ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa:
1. Mengajak Siswa Untuk Aktif Saat Proses Pembelajaran
Di dalam setiap proses pembelajaran, partisipasi dan keaktifan siswa sangatlah penting. Karena jika siswa ikut andil dan aktif dalam proses pembelajaran, maka guru bisa dikatakan berhasil membuat para siswanya nyaman dan tertarik dengan sesi pembelajaran yang diberikan.
Selain itu, guru juga dapat membagi beberapa siswa menjadi beberapa kelompok belajar guna agar para siswa dapat berinteraksi dan berdiskusi dengan siswa yang lainnya.
2. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Para guru juga dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, seperti menggunakan infocus yang ada di kelas untuk menayangkan video terkait pembelajaran, agar suasana kelas terasa lebih menyenangkan.
Sesekali boleh juga siswa diajak untuk bermain games maupun kuis terkait dengan pembelajaran. Hal ini dapat menjadi variasi baru dalam proses belajar dan membuat suasana belajar terasa lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
3. Menggunakan Metode Pembelajaran Prior Knowledge
Cara ini dapat disebut dengan pengetahuan awal. Prior knowledge merupakan salah satu cara yang cukup ampuh digunakan dalam mengatasi siswa yang kesulitan dalam belajar.
Para guru dapat memberikan arahan kepada para siswanya terlebih dahulu untuk membaca materi yang akan dibahas di pertemuan selanjutnya. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami materi yang akan diberikan nantinya.
4. Selalu Melakukan Evaluasi
Memberikan evaluasi juga sangat penting dalam proses belajar mengajar. Guru sebaiknya melakukan evaluasi secara langsung kepada siswa agar mengetahui letak kesalahan yang harus mereka perbaiki. Dengan begitu, guru dapat memberikan arahan terkait hal-hal yang harus siswanya perbaiki.
Hal ini dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru terhadap siswa karena ingin tahu penyebab kesalahannya dibagian mana. Ini merupakan salah satu pembelajaran juga.
Siswa jadi aktif bertanya dan ingin tau. Disinilah peran para guru saat menghadapi siswa yang antusias bertanya. Jadi para guru juga harus bersabar.
Setelah evaluasi dilakukan, nilailah secara langsung pada tugas-tugas tersebut kembali agar siswa mengetahui letak salah dan benar dari jawaban mereka.
5. Membuat Suasana Belajar yang Nyaman
Suasana belajar yang nyaman adalah suasana belajar yang diinginkan oleh para guru dan siswa. Suasana kelas yang kondusif dan nyaman membuat proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Komunikasi antar guru dan siswa pun juga akan berjalan dengan baik ketika kelas kondusif. Membuat suasana belajar yang kondusif juga dapat membuat siswa merasa nyaman dalam belajar sehingga materi yang diajarkan dapat lebih mudah dimengerti oleh siswa dan dapat mengatasi kesulitan belajar pada siswa didiknya.
6. Mengajarkan Siswa Membuat Mind Mapping
Mind mapping adalah strategi belajar yang diajarkan oleh para guru agar siswa memiliki strategi belajarnya sendiri.
Membuat mind mapping juga dapat menjadi cara untuk mengatasi siswa yang kesulitan dalam belajar. Dengan menggunakan mind mapping, siswa menjadi mudah dalam belajar dan tidak merasa cepat bosan karena memiliki sistem belajar yang terstruktur.
7. Mengadakan Belajar Kelompok
Belajar kelompok merupakan kegiatan belajar yang mengasyikkan. Saat ini, cara ini masih sangat sering digunakan oleh para guru. Tujuannya agar siswa dapat menjadi lebih aktif dan dapat berdiskusi dengan teman-teman satu kelompoknya. Jadi bukan hanya belajar secara mandiri saja.
Para siswa juga dapat belajar memahami karakteristik teman-teman yang ada di kelompoknya. Bahkan dalan satu kelompok siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga mereka bisa saling melengkapi.
8. Memberikan Pujian
Ketika siswa sedang mengalami kesulitan dalam belajar, guru jangan memarahi siswa karena kesulitannya tersebut.
Cara yang sangat mudah untuk dilakukan dan terbilang sederhana tetapi dampaknya membuat siswa menjadi termotivasi adalah memberikan pujian.
Misalnya seperti “wah, kamu hebat” atau “karyamu bagus sekali” dan lain sebagainya. Hal ini dapat membuat siswa merasa dihargai atas kerja kerasnya dan dapat meningkatkan rasa percaya dirinya.
9. Berhenti Membandingkan Anak yang Satu dengan Anak Lainnya
Baik guru ataupun siswa pasti tidak senang jika mereka dibanding-bandingkan dengan yang lainnya. Begitupun dalam proses belajar mengajar.
Guru tak sepatutnya membandingkan siswa yang satu dengan yang lainnya. Karena hal ini dapat membuat siswa merasa semakin tertekan.
Apalagi jika yang dijadikan perbandingan tersebut adalah anak-anak yang berprestasi. Maka hal ini juga dapat membuat siswa menjadi tidak percaya diri.
10. Sering Memberikan Umpan Balik
Siswa yang memiliki masalah dalam pembelajaran dan merasa kesulitan dalam belajar, maka bisa jadi mereka memiliki keterbatasan dan tidak sanggup dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Atau siswa seperti ini merupakan siswa yang belajar dalam jangka waktu panjang. Sehingga bagi para guru disarankan agar memberikan tugas yang singkat dan konkret kemudian dapat langsung diberi nilai untuk memudahkan siswa dalam mengevaluasi proses belajarnya.
11. Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran
Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran, maka guru dapat mengatasi kesulitan belajar pada siswa. Mengajak siswa aktif dalam pembelajaran membuat siswa merasa adanya timbal balik yang dilakukan oleh guru tersebut.
Cara ini memang efektif dan efisien, namun guru membutuhkan kesabaran dan keuletan agar siswa mau ikut serta aktif dalam proses belajar mengajar.
Agar para siswa mau ikut aktif dalam pembelajaran, guru tidak boleh bertindak dan mengucapkan kata-kata yang dapat menurunkan mental para siswanya.
Sebaiknya yang para guru lakukan adalah mengarahkan siswa untuk menyadari akan potensi yang dimilikinya.
12. Self-Monitoring
Hal ini bertujuan agar siswa mampu dalam menjaga dan mengontrol perilakunya. Ada dua komponen yang dibutuhkan dalan self-monitoring yaitu, self-evaluation dan self-recording.
Sebagai contoh, jika ada seorang siswa yang telah menyelesaikan tugas matematikanya, maka ia dapat mengevaluasi pekerjaannya sendiri dengan melihat jawaban yang benar dan salah kemudian melaporkannya kepada guru berapa soal yang dia jawab benar.
Setelah hal ini dilakukan secara berulang-ulang, guru dan siswa dapat melihat laporan kemajuan belajar dari seorang siswa ini.
Dari sini juga guru dapat mengetahui apakah siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam memahami beberapa konsep yang ada dalam matematika atau tidak.
13. Scaffolded Instruction
Scaffolded instruction atau biasa disebut sebagai instruksi perancah atau yang lebih sering dikenal dengan menyediakan asisten.
Jadi, cara ini sedikit berbeda dengan cara-cara sebelumnya yang mana guru yang terkait berperan langsung dalam proses belajarnya.
Dalam cara ini guru menyediakan asisten kepada siswa untuk mempelajari materi atau tugas yang diberikan oleh guru.
Kemudian secara perlahan, guru dapat mengurangi kehadiran asisten kepada siswa tersebut sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan guru dapat mengetahui perkembangannya.
14. Reciprocal Teaching
Reciprocal teaching biasa disebut dengan pengajaran timbal balik. Dengan reciprocal teaching maka muncul dialog interaktif antara guru dan siswa.
Hal ini dapat menimbulkan hubungan kedekatan anatara guru dan siswa. Guru dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya seperti memberi arahan dan tahapan dalam menyelesaikan tugas, memberikan kebebasan kepada siswa untuk menjawab pertanyaannya, dan memberikan ruang seluas-luasnya untuk siswa berasumsi sendiri dalam mengerjakan tugas.
Cara reciprocal teaching dapat mengatasi kesulitan belajar siswa karena siswa termotivasi untuk menggali kemampuan dirinya sendiri.
15. Instruksi Secara Langsung (Direct Instruction)
Melakukan instruksi secara langsung yang mana fokus kepada proses instruksi yang disampaikan.
Cara ini dapat diterapkan pada beberapa bidang akademis seperti, berhitung, membaca, sosial maupun sains.
Instruksi dapat disampaikan secara langsung atau tatap muka dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam cara ini menekankan pada proses praktek dan penyampaian materi secara berulang.
16. Peer Tutoring
Belajar dengan cara peer tutoring merupakan salah satu pembelajaran yang cukup efektif dalam proses belajar mengajar.
Di sini guru membuat program pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok.
Setelah itu, guru menetapkan salah satu siswa yang memiliki kemampuan lebih daripada teman yang lainnya untuk membantu teman-temannya dalam memahami materi. Dapat dengan cara berdiskusi atau tanya jawab sesama mereka.
Dari sini siswa dapat belajar bagaimana cara menyampaikan materi kepada teman-temannya, dapat berupa analogi yang dimilikinya yang terpenting adalah penyampaiannya tepat dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh guru.
17. Self-Instruction
Self-instruction merupakan salah satu cara yang unik yang dilakukan oleh guru kepada siswa. Cara ini dengan mengajarkan kepada siswa untuk menyadari apa saja jenis-jenis pemecahan masalah terhadap tugas-tugas yang sedang dhadapinya.
Kemudian setelah itu diaplikasikan dalam perilaku yang dimunculkan tanpa dikontrol atau mendapatkan instruksi secara langsung dari guru. Cara ini biasanya dapat dilakukan minimal untuk siswa kelas 5 atau 6.
Ada 5 langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan self-instruction:
- Mendefinisikan masalah: “Apa yang harus saya lakukan?”
- Rencana: “Bagaimana saya dapat menyelesaikan tugas ini?”
- Penggunaan strategi: “Strategi apa yang dapat membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini?”
- Self-evaluation: “Bagaimana hasil dari tugas yang sudah saya selesaikan?”
- Self-reinforcement: “Aku hebat. Aku dapat menyelesaikan tugas dengan baik”
18. Service Delivery Models
Dalam cara ini, proses pembelajaran siswa dapat dilakukan di satu ruangan khusus. Yang mana ruangan tersebut nyaman dan menyediakan apa-apa yang ia butuhkan.
Sehingga, siswa dapat diberikan metode dan materi khusus untuk memahami materi dan mendorong keinginannya dalam belajar secara serius.
19. Melakukan Tes Diagnostik
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru agar mengetahui contoh kesulitan belajar pada siswa dan dapat mengatasinya, maka guru dapat melakukan tes diagnostik.
Hasil daripada tes yang didapatkan dapat dijadikan acuan dalam mengatasi permasalahan dalam proses belajar mengajar dan kesulitan dalam belajar yang dialami oleh siswa.
20. Mengenali Karakteristik Siswa
Para guru juga sangat disarankan untuk mengetahui karakteristik para siswanya. Agar dapat merancang solusi yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tidak melulu berkaitan dengan masalah syaraf, kesehatan, maupun genetik.
Maka dari itu, guru dianjurkan untuk melakukan sesuatu guna membantu siswa dalam mencapai keberhasilannya dalam belajar.
21. Biasakan Siswa Untuk Membuat Catatan
Membuat catatan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi siswa yang kesulitan dalam memahami pelajaran.
Ajarkan dan biasakan siswa untuk membuat catatannya sendiri agar mereka tidak bingung dalam memahami pelajaran.
Ajarkan kepada para siswa untuk merangkum materi-materi yang sudah diajarkan agar dapat diulang kembali ketika diluar jam pelajaran.
22. Pendekatan Secara Individual
Mungkin ini merupakan cara terakhir yang dapat guru lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa, yaitu dengan melakukan pendekatan secara individual. Karena tidak semua dapat diatasi dengan belajar kelompok.
Bisa saja ada beberapa siswa yang lebih senang dan merasa nyaman dengan pendekatan secara personal. Pendekatan ini bisa dilakukan secara individu antara guru dan siswa.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan berdialog atau berkomunikasi secara langsung dengan siswa secara terbuka.
Guru juga dapat bertanya kepada siswa maupun menggali informasi lebih dalam terkait proses pembelajaran dan apa saja hal yang dapat menghambat siswa dalam memahami pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, guru sangat berperan penting dalam membantu siswa untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar.
Tetapi, bukan hanya guru saja yang berperan untuk mencerdaskan siswa melainkan dibutuhkan peran orangtua juga sebagai teladannya ketika siswa berada dirumah.
Selain guru, orangtua juga sangat dibutuhkan dalam membantu proses anak belajar dan mengatasi kesulitanya dalam belajar. Maka dari itu, perlu adanya kerjasama yang dilakukan antara guru dan orangtua untuk membantu siswa maupun anak dalam proses belajar.
Semoga artikel ini dapat membantu para guru dalam membantu siswa yang kesulitan dalam belajar. Sekian, terimakasih.
Penulis: Assyifa Khania Faradila
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Editor: Rahmat Al Kafi
Referensi
Blog Kerja Cita: 5 Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Anak
SMA Dwi Warna: Cara Mengatasi Kesulitas Belajar
AkuPintar.id: Peran Guru dalam Mengatasi Siswa yang Kesulitan Belajar
HaloPsikolog.com: Cara Mengatasi Kesulitan Belajar