Daerah dengan berbagai macam warisan budaya yang meninggalkan jejak histori tersendiri membuat masyarakat tertarik untuk mengunjungi situs warisan cagar budaya salah satunya Candi Sumur terletak di Desa Candipari, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Tempat ini terbuka secara umum bagi kalian yang ingin berkunjung ke Candi Sumur.
Indonesia dengan beragam budaya memiliki cerita sejarah yang beragam, negara ini memiliki julukan nusantara dan pastinya tidak asing dengan kerajaan terbesar yang menguasai pada zaman itu. Kerajaan itu adalah Kerajaan Majapahit, banyak sejarah yang ditinggalkan oleh Kerajaan Majapahit. Salah satunya yaitu Candi Sumur yang masih dapat dilihat jelas.
Candi Sumur berada kurang lebih 100 meter dari bangunan Candi Pari. Kenapa dinamakan Candi Sumur? Karena bagian dalamnya terdapat sebuah sumur yang cukup dalam, dan saat ini sumur tersebut telah mengering, keadaan bentuk Candi Sumur sudah tidak utuh lagi.
Seiring berjalannya waktu, candi ini mengalami kerusakan yang membuat Candi Sumur tidak seperti aslinya. Bagian yang tersisa hanya dinding sisi timur dan selatan badannya, lantai dan pondasi bangunan.
Candi Sumur dibangun menggunakan susunan bata yang menghadap ke arah barat, berdenah bujur sangkar 8m x 8m. Ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan Candi Pari yang bedekatan, dan tidak terdapat relief baik di kaki maupun tubuh candi.
Sebelumnya, sebuah lingga yoni ditemukan di bilik Candi Sumur, dan temuan ini mengindikasikan bahwa agama Hindu menjadi dasar agama candi ini. Kemungkinan besar, candi ini didirikan sekitar abad ke-14 M, bersamaan dengan pembangunan Candi Pari.
“Candi Sumur ini peninggalan Majapahit, Candi Sumur dibuat karena kakung putri. Jadi Candi Pari itu yang laki, sedangkan Candi Sumur itu yang perempuan. Karena mereka suami istri jadi sama, dan didirikannya kedua candi tersebut juga sama. Bertepatnya hilangnya suami istri yaitu Joko Pandelegan, dan istrinya,” ucap Ibu Junanik menjelaskan singkat asal usul Candi Sumur selaku penjaga candi tersebut.
“Kalau ada yang datang saya samperin untuk minta tanda tangan, karena ini untuk laporan di Kantor Trowulan, kantornya ada di Mojokerto,” ucap Ibu Junanik selaku penjaga Candi Sumur.
Penulis: Ramadhani Fabiantoro Prayoga
Mahasiswa Film dan Televisi Institut Seni Indonesia Surakarta
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News