Apakah waktu tidur mempengaruhi status gizi pada mahasiswa? Apakah waktu tidur dapat mempengaruhi keseimbangan asupan makanan yang masuk kedalam tubuh? Apakah status gizi dapat mempengaruhi konsumsi makanan pada mahasiswa?
Pada saat ini, banyak mahasiswa yang mengabaikan waktu tidurnya. Mahasiswa sering merasa stres karena tekanan tugas, ujian dan penyesuaian diri dari lingkungan sekolah menegah ke tingkat perguruan tinggi.
Akibatnya, stres dapat mengganggu waktu tidur, baik dari segi durasi maupun kualitas tidur. Durasi tidur yang tidak mencukupi dan kualitas tidur yang buruk dapat berdampak negatif pada status gizi. Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan.
Hal ini mengakibatkan mahasiswa banyak mengonsumsi makanan yang berkalori tinggi dan rendah nutrisi, serta dapat menyebabkan penambahan berat badan atau malnutrisi.
Kurang tidur juga dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang serta dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Hal ini sering terjadi ketika mahasiswa memutuskan dan memilih makanan yang akan dikonsumsi.
Karena keterbatasan waktu atau sebagai cara untuk mengatasi stres, mereka mungkin akan memilih makanan cepat saji dan memiliki nilai gizi yang tidak optimal.
Pola tidur yang tidak teratur akan mempengaruhi metabolisme tubuh, termasuk pencernaan makanan, sehingga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan permasalahan gizi lainnya.
Selain itu, waktu tidur yang tidak tercukupi juga dapat menurunkan tingkat energi di dalam tubuh sehingga seseorang mudah merasakan lelah. Hal ini mempengaruhi aktivitas mahasiswa serta akan mempengaruhi status gizi mereka.
Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi status gizi seseorang, tetapi juga pada prestasi akademiknya, karena gizi yang baik akan berdampak besar pada konsentrasi belajar dan daya tahan tubuh maupun mental seseorang.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan memahami hubungan antara waktu tidur dan status gizi untuk mengembangkan dan mendorong pada pola hidup yang sehat dikalangan mahasiswa. Beberapa permasalahan perlu diperhatikan ketika menjelaskan antara waktu tidur dengan status gizi pada mahasiswa.
Salah satunya adalah pola makan, yang bisa dipengaruhi oleh durasi tidur yang tidak mencukupi. Mahasiwa yang mengalami kurang tidur cenderung memiliki pola makan yang tidak teratur dan tidak seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Selain itu, mereka juga sering melewatkan waktu makan, atau bahkan mengonsumsi makanan yang berlebihan pada waktu-waktu tertentu yang dapat mempengaruhi status gizi harian mereka.
Kebiasaan makan yang tidak teratur dapat menjadi faktor risiko pada status gizi. Kurangnya waktu tidur dapat mempengaruhi proses metabolisme tubuh, mengubah cara tubuh memproses makanan yang dimakan, dan menggunakan energi dari makanan yang dikonsumsi.
Hal ini dapat mempengaruhi berat badan dan komposisi tubuh seseorang. Selain itu, aspek psikologis juga dapat turut mempengaruhi. Kurang tidur dapat menyebabkan perubahan suasana hati, stres, dan kelelahan mental.
Ketika seseorang mengalami stres atau kelelahan mental, mereka cenderung mencari kenyamanan pada makanan yang kurang sehat. Seperti halnya pada mahasiswa, mereka akan cenderung mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, gula, dan karbohidrat secara berlebih untuk meningkatkan mood swing nya.
Pola makan seperti itu dapat mengubah status gizi menjadi tidak sehat. Semua faktor ini, akan berdampak baik secara individu dan kolektif mempengaruhi pemahaman kita tentang hubungan komplek antara durasi tidur dan status gizi pada mahasiswa.
Faktor-faktor ini dapat memberikan pandangan kepada seluruh masyarakat khususnya mahasiswa serta perspektif yang lebih luas tentang bagaimana durasi tidur dapat berkontribusi terhadap status gizi mereka.
Banyak Gen Z pada era modern sekarang, mengonsumsi makanan dipengaruhi oleh sosial media contohnya pada TikTok, YouTube, Insagram maupun sosial media lainnya.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada saat ini memberikan dampak yang besar terhadap konsumsi makanan pada generasi muda.
Misalnya, pada seorang mahasiswa yang kurang tidur serta dipengaruhi oleh perubahan mood swing nya secara tiba-tiba dan melihat makanan yang ada diberanda media sosialnya akan meningkatkan keinginannya untuk mengonsumsi makanan tersebut pada saat itu juga tanpa mempertimbangkan waktu dan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya.
Mood swing sendiri merupakan perubahan suasana hati yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perubahan jadwal pada saat perkuliahan, deadline pengumpulan tugas dan lain sebagainya.
Gen Z juga cenderung mengonsumsi makanan ringan yang rendah nilai gizinya yang akan meningkatkan risiko obesitas. Namun, bagi sebagian besar orang yang memiliki jam tidur kurang akan berdampak pada kesehatan yang erat kaitannya dengan kesehatan mentalnya.
Kurang tidur dapat menyebabkan rendahnya tingkat optimisme dan kesehatan mental yang kurang baik. Apalagi, penggunaan gadget secara berlebihan dapat mengakibatkan kecanduan dan berdampak pada waktu tidur seseorang.
Dengan banyaknya orang yang kini mengandalkan gadget untuk segala hal mulai dari bekerja, sekolah, memesan ojek online maupun makanan, serta penggunaan media sosial yang dapat membuat seseorang lupa waktu bahwa sudah waktunya tubuh beristirahat. Gadget mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap waktu tidur seseorang.
Status gizi mempunyai dampak yang besar terhadap pertumbuhan generasi muda dimasa yang akan datang. Seseorang yang memiliki status gizi dalam kategori gizi baik dan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi akan memberikan energi yang maksimal dan memperkuat kekebalan tubuh.
Hal ini akan mempengaruhi aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Istirahat yang cukup sangat diperlukan tubuh, khususnya bagi para mahasiswa untuk mencerna makanan yang dikonsumsi serta menjaga kesehatan jasmani maupun rohani.
Faktor penting yang perlu diperhatikan pada Gen Z adalah mereka lebih cenderung mengonsumsi makanan ringan berenergi tinggi dengan nutrisi rendah. Hal ini tidak hanya dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas dan malnutrisi lainnya, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas tidur mereka.
Pendekatan kesehatan melalui sosialisasi yang mempertimbangkan dampak durasi tidur terhadap status gizi sangat penting bagi Gen Z, khususnya di kalangan mahasiswa. Kedua hal ini saling berkaitan, baik secara positif maupun negatif.
Oleh karena itu, strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas waktu tidur dan meningkatkan kebiasaan makan yang sehat dengan menggunakan pedoman gizi seimbang yang sesuai dengan isi piringku akan meningkatkan kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.
Memahami hubungan antara waktu tidur dan status gizi pada Gen Z, khususnya mahasiswa bukanlah menjadi hal yang mudah. Namun, hal ini menjadi kunci untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, dan menjadikan kebiasaan waktu tidur yang lebih baik yaitu 7-9 jam dalam sehari serta memilih makanan yang lebih sehat dan bergizi untuk dikonsumsi.
Tidak hanya itu, tetapi juga ikut berkontribusi dalam membentuk pola hidup yang lebih sehat dan seimbang untuk memenuhi asupan nutrisi secara berkelanjutan.
Hal ini sangat penting untung dilakukan, mengingat Gen Z merupakan generasi muda yang akan menjadi pemimpin bangsa dimasa yang akan datang.
Penulis: Octafira Khoirunisa
Mahasiswa Ilmu Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News