JAKARTA – Tuntutan peningkatan kualitas dan kemampuan SDM pertanian tidak hanya bertumpu pada penyuluh, petani serta tenaga pendidik semata, namun juga seluruh aparatur sipil negara (ASN) lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) baik di pusat maupun di daerah.
Dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan pertanian, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) berkomitmen untuk mengembangkan kompetensi SDM melalui program peningkatan Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pemberian beasiswa tugas belajar yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pembinaan ASN.
Bekerjasama dengan Unit Usaha Otonom Penyelenggaraan Tes (UUO PT) Koperasi – BAPPENAS, pada tes potensi akademik (TPA) kali ini, sebanyak 100 ASN mengikuti seleksi dengan jumlah 62 orang mengikuti tes secara offline dan 38 orang mengikuti tes secara online.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa peran SDM dalam pertanian sangat penting.
“Peran SDM dalam pembangunan pertanian sangat vital. Oleh karena itu, kita terus menggenjot kemampuan, pengetahuan dan skill SDM pertanian,” sebut Syahrul.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menggarisbawahi yang memegang peran dalam kemajuan sektor pertanian adalah SDM. Menurutnya, yang paling menonjol dari Negara maju adalah sumber daya manusia nya.
“Apabila sektor pertanian ingin maju, maka harus dimulai dari kemajuan sumber daya manusia”. ujar Dedi.
Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah dalam pembukaan TPA untuk program Magister (S2) dan program Doktor (S3), Selasa, (1/8) mengungkapkan bahwa kesempatan program Pendidikan merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian, karena ini merupakan upaya Kementan untuk menciptakan SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern sesuai arahan Menteri Pertanian.
Seleksi calon peserta tugas belajar melalui TPA bertujuan untuk menentukan calon peserta tugas belajar program S2 dan S3 yang sesuai ketentuan/persyaratan yang berlaku, kualifikasi peserta, program studi dan lulusan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh lembaga pengirim peserta tugas belajar.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti, mengatakan, Tahapan seleksi ini perlu dilakukan mengingat tugas belajar merupakan apresiasi atas kinerja pegawai berupa kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya dengan biaya APBN.
“Maka loyalitas, integritas, serta kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik sangat diperlukan untuk proses tugas belajar”, jelas Santi.
Tugas belajar program S2 dan S3 lingkup Kementan ini bekerja sama dengan 13 perguruan tinggi terbaik di Indonesia yaitu, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Hasanudin (UNHAS), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga (UNAIR).