Berbicara tentang seksualitas di negara Indonesia merupakan sesuatu hal yang tabu, karena negara Indonesia memiliki norma-norma yang mengatur dan mengikat segala bentuk kehidupan di lingkungan masyarakat seperti norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan norma hukum.
Padahal sejatinya edukasi berkaitan seks adalah sesuatu yang harus diketahui dan dipahami oleh setiap orang tanpa terkecuali.
Zaman sekarang banyak sekakali kasus pelecehan seksual, kehamilan yang tidak diingikan di usia dini, aborsi yang tidak sehat, pemorkosaan, hingga pada penularan penyakit akibat hubungan seksual lainnya.
Kasus-kasus seperti ini sudah lumrah dibicarakan di lingkungan masyarakat dan di berbagai media beberapa tahun terakhir dan diangap sebagai sesuatu hal yang biasa-biasa saja tanpa adanya penanganan yang serius. Semakin hari kasus-kasus seperti ini semakin meningkat.
Menurut data dari omnas perempuan pada tahun 2022 telah meneriam 3.014 kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk 1.759 kasus kekerasan seksual.
Pelecehan seksual tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi juga di lingkungan sekolah, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat ada 17 kasus pelecehan seksual dengan 117 korban dengan rincian 16 korban laki-laki dan 101 korban perempuan yang terjadi dalam kurun waktu selama tahun 2022, dengan rentan usia korban adalah 5-17 tahun.
Dari data di atas menunjukan bahwa kasus pelecehan seksual sudah sangat marak. Bukan haya orang dewasa yang menjadi korban pelecehan seksual tetapi anak-anak di bawah umur yang tidak tahu apa-apa tentang seks pun ikut terlibat.
Menurut Briggs dan Hawkins(1997:115) penyebab yang membuat anak-anak mudah menjadi sasaran pelecehan seksual yaitu anak-anak yang polos yang mempercayai semua orang dewasa, anak-anak yang berusia belia tidak mampu mendeteksi motivasi yang dimiliki oleh orang dewasa, anak-anak yang diajarkan untuk menuruti orang dewasa, memiliki rasa ingin tahu mengenai tubuhnya dan anak-anak diasingkan dari informasi berkaitan dengan seksualitas.
Pendapat Briggs dan Hawkins ini terbukti dengan maraknya kasus pelecehan yang terjadi sekarang ini. Seseorang (remaja) yang belum mengetahui sesuatu akan muncul perasaan ingin tahu yang sangat tinggi sehingga mereka mencari tahu sendiri di berbagai sumber dan mereka sangat mudah dipengaruhi oleh informasi yang didapat lalu mereka mengikuti saja tanpa menyaringnya terlebih dahulu.
Untuk menghindari hal ini perlu adanya edukasi yang dilakukan agar seseorang tidak menemukan sendiri (dengan cara mencoba) sesuatu yang membuatnya penasaran.
Begitupun berkaitan dengan seksualitas. Perlu adanya pencegahan sejak dini agar kasus pelecehan seksual bisa diatasi. Pencegahan yang dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini.
Pendidikan seksual sangat penting bagi anak karena hal tersebut merupakan peroses pendidikan yang membekali dan menyadarkan anak akan pentingnya menjaga kesehatan, kesejahteraan dan martabat mereka mengenai perilaku seksual untuk menghadapi hal-hal yang terjadi di masa depan seiring berjalanya usia dan membentuk karakter agar mampu menghindari perilaku yang beresiko terhadap pelecehan seksual.
Memberi pengenalan pendidikan seksual pada anak harus dilakukan sedini mungkin karena anak usia dini sangat mudah mengingat suatu informasi.
Namun, seringkali pendidikan seks sering dianggap hal yang tabu. Hal ini membuat orang tua merasa risih untuk membicarakan seks di depan anak dan membiarkan anak untuk mencari tahu sendiri. Sebenarnya ini adalah pemahaman yang salah.
Pemahaman seperti inilah yang membuat anak jatuh kedalam pergaulan bebas yang merugikan dirinya dan orang lain.
Pemahaman seperti ini harus dihilangkan, biarkan pemahaman bahwa seks adalah sesuatu yang perlu di pelajari dan perlu mendapat edukasi yang banyak yang dimulai sejak dini. tentunya edukasi yang diberikan harus sesuai dengan usia.
Misalnya, sejak kecil anak diberi tahu bagian organ intim yang tidak boleh disentuh oleh orang lain, siapa yang boleh membuka bajunya, hingga apa yang harus dilakukan anak ketika ada orang yang ingin mencium atau memeluknya.
Sebenarnya untuk mengatasi masalah kasus pelecehan seksual dan lain-lain tidak perlu dengan membuat berbagai peraturan tetapi hanya dengan memberikan pendidikan sejak dini.
Karena ketika anak sudah mulai paham dan mendapat banyak informasi bukan tidak mungkin kasus pelecehan seksual, kehamilan yang tidak diingikan di usia dini, aborsi yang tidak sehat, pemorkosaan akan menurun.
Hal ini dikarenakan ketika anak mendapat banyak informasi ia akan menyaring segala informasi baru yang masuk, dan yang diangap tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan pasti akan dibuangnya.
Hal ini jauh berbeda dengan ketika seorang yang minim informasi mendapatkan informasi pasti langsung diterimanya. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan seksual sejak dini sangatlah penting.
Penulis: Devtelin Ejinsi Loking
Siswa Jurusan IPA SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo