Semakin hari dunia pendidikan Indonesia terus mengalami perubahan dan perkembangan. Hal tersebut dapat kita lihat pada awal tahun 2020 lalu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan sebuah terobosan baru, yakni pemberlakukan kurikulum merdeka yang diambil sebagai upaya pemulihan pembelajaran.
Seperti yang dikutip dari website Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Kurikulum ini dirancang untuk menciptakan kreativitas dan juga fleksibilitas bagi guru, menyesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan.
Dari segi konsep, kurikulum merdeka dicanangkan untuk memberikan dampak positif terhadap kualitas pendidikan Indonesia. Namun, tidak sedikit pelaku pendidikan yang tidak setuju terhadap pemberlakukan kurikulum ini, banyak di antara mereka yang mempertanyakan mengapa harus mengganti kurikulum.
Dikutip dari Naikpangkat.com kalangan yang menolak berpendapat bahwa jika dirasa ada yang kurang pada kurikulum sebelumnya, seharusnya hanya perlu diperbaiki dan disempurnakan saja. Yang paling penting, menurut mereka, adalah bagaimana peningkatan kualitas guru yang menjadi pelaku dalam penerapan kurikulum yang ada. Sedangkan, kalangan yang setuju menyatakan bahwa sah saja dilakukan jika dirasa yang lama tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Perkembangan zaman memang akan selalu memberikan banyak dampak terhadap segala aspek kehidupan, khususnya aspek pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan terjadi karena disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Kebijakan-kebijakan baru yang muncul pasti sudah dipertimbangkan dengan sebaik mungkin oleh para pengatur pendidikan. Mereka pasti mengambil keputusan bukan hanya karena pendapat pribadi namun berdasarkan riset.
Mereka melakukan terobosan baru pastinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mereka tidak melakukannya untuk tujuan yang buruk.
Pemberlakuan kurikulum baru yang akrab disebut kurikulum merdeka ini sepertinya akan memberikan peningkatan yang baik terhadap kualitas pendidikan Indonesia.
Kurikulum merdeka melakukan pendekatan bakat dan minat, dalam artian peserta didik dibebaskan memilih pelajaran sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Ini tentunya sangat baik, dimana peserta didik tidak perlu mempelajari belasan pelajaran yang belum tentu disukainya.
Dari segi pembelajaran, peserta didik pasti sangat enjoy sebab yang dipelajarinya adalah sesuatu yang disenanginya. Jika seseorang menyukai sesuatu pasti ia akan dengan sangat enjoy menjalani apapun yang berkaitan dengan hal yang disukainya itu.
Seperti halnya jatuh cinta, demikian juga sesorang yang belajar sesuai dengan apa yang menjadi minatnya, ia pasti dengan gembira mempelajarinya sehingga lebih mudah untuk memahami pembelajaran, dibandingkan peserta didik dipaksa untuk mempelajari pelajaran yang tidak disukainya pasti saja ia akan merasa tertekan dan ia tidak akan mengerti pembelajaran dengan baik.
Maka, meski pun dalam kurikulum merdeka para siswa akan dihadapkan dengan tugas yang banyak namun mereka pasti akan mengerjakanya dengan baik.
Kurikulum merdeka ini menjadi jawaban dari harapan pelaku pedidikan sejak dahulu yang mendambakan sistem pendidikan seperti di luar negeri, dimana peserta didik diberi kebebasan untuk belajar sesuai dengan minatnya.
Ini adalah terobosan yang baik, sebab kemampuan siswa tidak dipaksakan, dan ini baik untuk kesehatan mental. Mengapa demikian? Karena peserta didik tidak perlu merasa tertekan dengan pelajaran yang tidak disenanginya.
Kurikulum merdeka ini juga memberikan konsep berpikir yang baru, dimana setiap orang memiliki kemampuan dan minat yang berbeda maka standar penilaian yang diberikan pun berbeda.
Di sini ditekankan bahwa setiap orang adalah ahli dalam bidangnya masing-masing, maka diskriminasi terhadap kemampuan seseorang harus dihilangkan.
Kecerdasan seseorang ditentukan dari kebebasan yang diberikan kepadanya untuk mengeksplorasi sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri, salah satunya dengan pemberlakukan kurikulum ini.
Mengubah sistem yang lama tidak ada salahnya, selama sistem yang menggantikannya dapat membawa perubahan yang baik, bukan?
Seiring berjalannya waktu para pelaku pendidikan pasti dapat beradaptasi dengan kurikulum merdeka, ini hanyalah masalah waktu untuk menerima sesuatu yang baru.
Kurikulum merdeka masih sulit untuk diterima karena sebagain besar pelaku pendidikan belu mengtetahui dan memahami seperti apa itu kurikulum merdeka sebenarnya.
Sehingga, agar seluruh pelaku pendidikan di Indonesia dapat segera menerima pemberlakukan kurikulum merdeka, maka diperlukan upaya seperti sosialisasi dan pembuatan iklan agar pelaku pendidikan dapat mengetahui seperti apa itu kurikulum merdeka.
Penulis: Maria Novalia Sukma Bahagia Sambut
Penulis SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo