SUKABUMI – Kementerian Pertanian, bekerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD), menerapkan Strategi Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial atau Gender Equity and Social Inclusion (GESI).
Strategi ini merupakan bagian dari program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) yang berada di Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).
GESI bertujuan untuk memastikan kelompok sasaran utama, yaitu perempuan, penyandang disabilitas, kelompok migran, serta kelompok adat, terlibat aktif dalam sektor pertanian.
Salah satu kelompok sasaran adalah pekerja migran, yaitu warga negara Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia.
Pekerja Migran Indonesia (PMI) telah lama menjadi bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan global. Mereka yang disebut sebagai penyumbang devisa terbesar ini datang dari desa-desa kecil dan kota-kota besar dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarga.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pertanian merupakan sektor yang paling menguntungkan dan berpeluang menjadi penyanggah ekonomi Indonesia, juga termasuk ekonomi dunia.
“Terbukti, disaat banyak negara mengalami krisis, Indonesia tetap kokoh dan bertahan karena ada sektor pertanian didalamnya,” tutur Menteri Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri, dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.
“SDM adalah faktor paling utama dalam peningkatan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, BPPSDMP selalu berupaya meningkatkan kapasitas SDM pertanian,” kata Dedi.
Peningkatan kualitas dan kapasitas SDM ini juga dilakukan BPPSDMP terhadap pekerja Migran.
Sebagaimana tercantum pada UU no. 18 tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran Indonesia, Wujud dari jaminan perlindungan ekonomi adalah memberikan pelatihan dan keterampilan bagi Purna PMI dan Keluarganya. Sehingga dapat berdaya dan mandiri secara ekonomi sepulangnya dari negara penempatan.
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) membuat lima bidang program kewirausahaan Purna PMI dan keluarga PMI, salahsatunya “Ketahanan Pangan”
Terkait penerapan straregi GESI khususnya untuk pekerja migran, Program YESS mengadakan workshop peningkatan kapasitas untuk Pekerja Migran Indonesia bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Surade, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (11/8).
Workshop diikuti oleh 15 Pekerja Migran Indonesia yang berasal dari kecamatan Surade.
Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas bagi purna PMI dan keluarga PMI sekaligus membuka wawasan potensi usaha pertanian yang dapat digeluti oleh kelompok sasaran.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian dan Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti, menjelaskan potensi keberadaan kelompok pekerja migran untuk terjun menggeluti usaha bidang pertanian.
“Saya melihat potensi yang besar dari para pekerja migran indonesia untuk berkontribusi menjadi pelaku pembangunan pertanian.” ujar Santi.
“Khusus untuk para pekerja migran di Surade, kami ingin membantu para pekerja migran untuk dapat memanfaatkan sebagian penghasilan yang didapat selama menjadi pekerja migran menjadi modal usaha pertanian, dan kami tambahkan sebagian lain nya dari program YESS. Tidak itu saja para calon penerima manfaat akan dibekali dengan skill dan pengetahuan tentang dunia usaha pertanian, pendampingan baik teknis dan dukungan permodalan” tambah Santi.
Program YESS mempunyai fokus pada regenerasi petani sekaligus menumbuhkan jiwa pengusaha pertanian bagi petani muda.
“Program ini menyasar rentang usia 17-39 untuk didorong menjadi pengusaha pertanian. Tentu nya mereka akan dibekali dengan skill dan pengetahuan tentang dunia usaha pertanian, pendampingan baik teknis dan dukungan permodalan agar menjadi pelaku usaha pertanian yang sukses,” ujar Santi lagi.
Workshop sehari diisi dengan materi materi antara lain Bussines Motivation Pathway (BMP) Program YESS, Literasi Inklusi Keuangan: Investasi Usaha Pertanian, dan paparan oleh lokal Champion Jaenal Abidin dengan tema Menggali Cuan dari Usaha Pertanian.
Hadir pada workshop tersebut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi , wakil dari BP2MI, wakil dari perbankan, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Project Manager YESS, Provincial Programme Implementation Unit (PPIU) Jawa Barat Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Business Development Service Providers (BDSP) Surade.