Gali Best Practice, Kementan Bersama IFAD dan Bappenas Tinjau Pemberdayaan Petani Milenial di Jawa Timur

pemberdayaan petani milenial

Jawa Timur – Kementerian Pertanian (Kementerian Pertanian) bersama Internasional Fund Agriculture Development (IFAD) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meninjau proses pemberdayaan masyarakat di wilayah Jawa Timur, 3-4 Juli 2023.

Kunjungan itu juga dilakukan untuk mensupervisi pelaksanaan program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) demi percepatan capaian program di kelompok sasaran.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, pemuda adalah kunci masa depan pertanian.

“Karena karakteristik pemuda yang mandiri, kreatif dan adaptif teknologi dapat menjadi kunci penggerak menuju pertanian masa depan yang modern dan efisien,” tuturnya.

Namun, tak dapat dipungkiri hampir 80% petani Indonesia berusia di atas 45 tahun dan ini memacu untuk segera melakukan regenerasi petani.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), mengatakan jika program YESS dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemuda perdesaan untuk menjadi wirausaha muda pertanian dapat terwujud.

“Serta membuat pengusaha muda pertanian yang memiliki akses permodalan, akses pemasaran serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum muda di wilayah perdesaan pun dilakukan,” katanya.

Pasuruan menjadi salah satu tempat yang dikunjungi oleh IFAD dan Bappenas khususnya ke salah satu penerima manfaat program YESS dengan keterbatasan fisik atau disabilitas, Yatmiyanto.

“Tujuannya melihat keberhasilan program YESS di pasuruan sebagai wilayah implementasi program. Program YESS salah satunya berfokus ke penumbuhan wirausahamuda yang memikiki kekurangan atau disabilitas,” kata Dedi lagi.

Penerima manfaat program YESS tahun 2022, Yatmiyanto, mengatakan jika ia memulai usaha awal tahun 2017 kemudian ditahun 2018 mulai coffee roastery, atau tempat untuk memproses biji kopi mentah (green bean) yang didapatkan langsung dari petani atau prosesor menjadi kopi sangrai (roasted bean).

“Kopi sangrai inilah yang nantinya didistribusikan ke coffee shop untuk dibikin jadi minuman seperti latte, espresso, dan lainnya. Kemudian pada Mei 2022 kami mendirikan kedai kopi dengan nama Ngopio Sik,” ujarnya.

Yatmiyanto mengenal Program YESS dari sesama penerima manfaar program YESS sebelumnya.

Ia sempat mengikuti pelatihan literasi keuangan dan proposal bisnis yang diselenggarakan Program YESS.

“Saya berprinsip setiap masalah ada solusi disabilitas bukan masalah karena setiap ada kekurangan ada kelebihan yang dititipkan,” katanya lagi.

Ratih, Gender Equality and Social Inclusion (GESI) Specialist dari IFAD, mengatakan disabilitas bukan halangan.

“Yakin pasti bisa berusaha di sektor pertanian karena menguntungkan,” katanya./red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *